Rabu 20 Sep 2017 22:14 WIB

Kejayaan Universitas Mahmud Gawan yang Meredup

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Bidar
Foto: Wikipedia
Bidar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dirancang dengan penuh ketelitian, kampus ini tampak sangat megah. Secara keseluruhan, Universitas Mahmud Gawan sarat dengan nuansa arsitektur Islam. Pada sebagian besar bangunan terdapat dekorasi bermotif floral khas Arab. Dominasi gaya arsitektur Islam pada bangunan ini dimungkinkan karena Mahmud Gawan memiliki hubungan dekat dengan perguruan tinggi ternama di Khorasan dan Samarkhand, Uzbekistan.

Universitas Mahmud Gawan terdiri dari beberapa ruangan, di antaranya ruang kuliah, laboratorium, asrama siswa, ruang makan, dan masjid. Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang memiliki sekitar 3.000 koleksi buku. Tak hanya mahasiswa Mahmud Gawan, perpustakaan ini juga kerap dikunjungi mahasiswa dari luar daerah untuk mencari referensi.

Kampus ini mengajarkan beberapa cabang ilmu, seperti ilmu pasti (sains), ilmu keagamaan, dan sastra. Para pengajarnya diseleksi secara cermat. Mereka terdiri dari ulama, filsuf, dan ahli bahasa Arab. Kampus ini juga memberikan beasiswa dan asrama gratis kepada lebih dari 500 mahasiswa dari seluruh dunia.

Sayang sekali, kejayaan Universitas Mahmud Gawan meredup setelah pendirinya tutup usia. Bahkan, ketika Bidar diambil alih oleh penguasa Mughal, Aurangzeb, pada akhir abad ke-17, bangunan kampus ini dialihfungsikan sebagai tempat penyimpanan barang. 

Dalam kurun waktu berikutnya, kondisi universitas ini kian memprihatinkan. Pada 1696, misalnya, sebagian struktur bangunan rusak berat akibat disambar petir. Kendati kerusakan tak terjadi di seluruh bagian bangunan, kemegahan dan keindahannya berkurang. Melihat kondisinya yang memprihatinkan dan terkesan diabaikan, beberapa pihak, terutama dari kalangan dunia Islam, berusaha memperbaiki dan mempertahankan salah satu warisan peradaban Islam tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement