REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak heran bila, pemikir Muslim asal Mesir, Hasan al-Banna, dalam Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin menyampaikan pesan beliau kepada para pemuda. "Suatu gagasan akan berjaya jika wujud keyakinan yang kuat dengan gagasan yang didukung, wujudnya keikhlasan dalam mendukungnya, semangat yang senantiasa membara bersamanya, serta sedia berkorban dan berusaha untuk merealisasikannya.
Keempat asas ini, yaitu keimanan, keikhlasan, semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Sesungguhnya, asas keimanan adalah hati yang bersih, asas keikhlasan adalah jiwa yang suci, asas semangat adalah keinginan yang kuat, asas amal adalah semangat yang membara. Kesemuanya hanya ada pada pemuda.
Atas dasar ini, dalam berbagai bangsa di muka bumi, pemuda menjadi tonggak kebangkitan mereka. Kamu perlu tunaikan segala hak umat dengan segala keistimewaan yang kamu miliki sebagai pemuda."
Pada Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia, 27-28 Oktober 1928, dalam pidatonya, Moh Yamin menyerukan pentingnya peran serta pemuda. Tokoh pergerakan pemuda ini berujar, "Di manakah tempatnya pemuda Indonesia di tengah-tengah kebangsaan dan persatuan Indonesia? Dengan pendek kita dapat menjawab, 'Tempatnya tiada sekali-kali di luar atau di pinggir daerah persatuan dan kebangsaan, melainkan di tengah-tengah persatuan kita, kalau tiada menjadi pusatnya.'