Selasa 12 Sep 2017 21:53 WIB

Pesan Abadi dari Sang Bijak

Ayah dan anak (Ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Ayah dan anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok ayah teladan dapat dijumpai dalam pribadi Luqman al-Hakim. Para ulama salaf berbeda pendapat mengenai sosok ini, apakah ia seorang nabi atau hamba Allah SWT yang saleh dan bijak saja. Terhadap kedua pendapat itu, menurut Ibnu Katsir dalam Bidayah wa an-Nihayah, mayoritas ulama berpendapat Luqman al-Hakim sebatas hamba Allah yang saleh saja.

Untaian nasihat Luqman al-Hakim terangkai manis dalam surah Luqman ayat 12, 13, 16, 17, 18, dan 19. Wasiat itu dapat menjadi cermin bagi orang tua masa kini dalam mendidik anak. Luqman menekankan pada dua hal pokok, yaitu pendidikan akidah dan akhlak.

Pertama, Luqman menasihati anaknya supaya menjauhi syirik. Ia menegaskan, seorang ayah berperan penting menumbuhkan tauhid dalam jiwa anak. (QS Luqman [31]: 13) Ayat itu dilanjutkan dengan ajaran berbakti kepada kedua orang tua, kecuali jika orang tua memerintahkan berbuat syirik.

Luqman juga mendidik anak-anaknya bertanggung jawab atas segala tindak tanduk dan perbuatan. Setiap Muslim harus meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. Setiap kebaikan atau keburukan, walau seberat biji sawi, akan mendapat balasan di hari kiamat kelak.

Nasihat berikutnya adalah mendirikan shalat, beramar makruf nahi mungkar, dan bersabar menghadapi setiap cobaan. Asy-Syaukani dalam Fath al-Qadir menjelaskan, tiga ibadah ini diwasiatkan oleh Luqman kepada anak-anaknya bukan tanpa alasan. Pasalnya, tiga ibadah inilah induknya ibadah dan landasan seluruh kebaikan. Apalagi, sekarang banyak orang tua tenggelam dalam kesibukan hingga lupa mengajarkan shalat pada anak-anak. 

Terakhir, Luqman menanamkan adab yang baik kepada anak-anaknya. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda, tak ada yang lebih utama yang diberikan orang tua kepada anaknya melebihi adab yang baik. Ia menekankan supaya tidak sombong. Diuraikan bagaimana adab seorang Muslim ketika berbicara, tidak memalingkan muka, dan tidak pula berjalan di muka bumi dengan angkuh. Di sini, Luqman membiasakan anak-anaknya untuk rendah hati (tawadhu) dan menjaga adab kepada sesama manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement