REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Achung mualaf dari MCI Jatim, merasa ikut terbebani dengan nasib saudara-saudara Muslim Myanmar. Selalu terpikirkan sejak melihat penderitaan orang-orang Rohingya.
Sejak bersyahadat bulan Januari 2017 berusaha menjadi Muslim yang taat dan salah satu ajaran Islam adalah menjadi orang yang bermanfaat. Hal ini dibuktikan selalu berdoa setelah shalat untuk saudara-saudara Muslim Myanmar.
Tidak hanya berdoa, Achung yang berusia 25 tahun ini ikut berinfak untuk membantu meringankan beban derita saudaranya disana. Ini bukti Achung melaksanakan perintah ajaran Islam, yang mana Achung masuk Islam karena meyakini akan ketuhanan agama Islam, yaitu Tauhid.
Achung pun mendonasikan rejekinya ke Laznas LMI, salah satu anggota Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM).
"Achung lihat konflik di Rohingya, saya kepikiran terus, apalagi mereka juga adalah saudara semuslimku, rasanya juga terasa sakit lihat penderitaan mereka, Achung di sini hanya bisa berdoa dan menyumbangkan rejeki saya lewat Laznas LMI," ujar Muhammad Achung.