REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang fakir, Abu Hurairah juga memiliki waktu teramat lapang untuk menuntut ilmu. Ia tidak memiliki tanah yang bisa ditanami atau perniagaan yang menyibukkan. Karena itu, Abu Hurairah bisa mendedikasikan waktu untuk menghafal hadis-hadis Rasulullah.
"Ingatlah bahwa para sahabat Muhajirin itu sibuk untuk berdagang di pasar, sementara para sahabat Anshar sibuk mengurus tanah. Adapun aku adalah seorang laki-laki miskin yang paling banyak hadir di majelis Rasulullah. Aku hadir ketika mereka tidak hadir dan aku menghafal ketika mereka lupa," jelasnya.
Kemampuan Abu Hurairah tak ayal mengusik rasa ingin tahu beberapa orang. Dikisahkan oleh Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah, Khalifah Marwan bin al-Hakam pernah menguji kemampuan hafalan Abu Hurairah.
Dia mengundang Abu Hurairah dan mengajaknya duduk bersama. Khalifah Marwan meminta sahabat Nabi itu meriwayatkan hadis dari Rasulullah, sementara dia telah menempatkan seorang sekretaris di balik tirai. Ia perintahkan sekretaris itu untuk mencatat segala yang diucapkan Abu Hurairah.
Selang beberapa tahun, Khalifah Marwan kembali mengundang Abu Hurairah dan memintanya membacakan hadis-hadis yang telah dicatat sekretarisnya. Ternyata, Abu Hurairah tidak lupa satu kata pun. Kisah serupa juga kita dapati dalam pribadi Imam al-Bukhari. Imam al-Bukhari mampu menghafal 100 ribu hadis shahih dan 200 ribu hadis yang tidak shahih.