REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun ada kekalahan dan kemunduran lainnya, Kaisar Persia Yazdagird menolak untuk menyerah dan terus-menerus mengorganisasi pungutan baru untuk menyerang umat Islam dan memicu pemberontakan di provinsi-provinsi yang berada di bawah kendali Muslim.
Umar telah menasihati agar umat Islam menjaga kesantunan. Pasukan Muslim diperin tahkan untuk tidak berjalan terlalu jauh ke timur. Namun, dia mendapat kabar tentang mobilisasi Persia yang besar-besaran. Sebanyak 150 ribu tentara Persia melawan umat Islam. Umar bin Khatab pun mencari komandan militer yang terampil.
Semua orang mengajukan nama Numan sebagai komandan perang. Umar pun mengirim surat memerintahkannya memimpin perang. Namun, Numan diarahkan agar sebisa mungkin menghindari jatuhnya korban dari umat Islam. An Numan pun mematuhi perintah Amirul Mukminin tersebut.
Dia memobilisasi pasukan dan mengirim pasukan kavaleri untuk mempercepat sampai ke kota. Tepat di luar kota Nahwand seluruh kuda berhenti meskipun penunggang kuda memaksa maju. Ternyata musuh telah memasang jebakan. Numan pun mela kukan taktik perang untuk memancing musuh keluar.
Mereka berkemah di pinggiran kota. Dengan perintah takbir sebanyak tiga kali, perang pun dimulai. Meski kalah jumlah satu banding enam, tentara Persia kewalahan. Namun, Numan mati syahid di perang tersebut. Ketika Umar mendengar syahidnya Numan, dia pun menangis sedih sambil menutup wajahnya.