Rabu 30 Aug 2017 20:43 WIB

Etiopia Jadi Korban Fasisme

Peninggalan di Aksum, Etiopia.
Foto: wordpress.com
Peninggalan di Aksum, Etiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika imperialisme Barat mencengkeram wilayah-wilayah di Afrika, Etiopia pun tak luput dari target penjajahan. Sekitar 70 tahun silam, negara fasis Italia berusaha menancapkan pengaruh fasismenya yang dimotori Benitto Mussolini. Atas perintah sang diktator, Italia merongrong peninggalan kuno yang dimiliki Etiopia.

Hal yang paling banyak dijarah oleh tentara fasis adalah benda-benda kuno yang terbuat dari keramik. Namun, dari semua benda yang dijarah itu, yang paling prestisius adalah obelisk yang terbuat dari 100 batu monolit. Berdiri di bekas ibu kota Kerajaan Aksum, obelisk diyakini sebagai simbol pemimpin Aksum masa lampau, yaitu Raja Salomo dan Ratu Sheba.

Batu obelisk yang diprediksi berusia 1.700 tahun ini dimuseumkan oleh Mussolini di negaranya selama puluhan tahun. Namun, ketika pemerintahan fasis Mussolini runtuh, Etiopia terus berusaha membujuk Italia agar mengembalikan benda yang memiliki nilai sejarah tinggi itu.

Sayangnya, Pemerintah Italia tak mudah melepaskan benda berharga tersebut. Akhirnya, pada 2005, Etiopia berhasil membawa pulang obelisk tersebut setelah melakukan pendekatan intensif kepada Pemerintah Italia.

Hingga saat ini, para arkeolog dunia masih menjadikan sisa-sisa Kerajaan Aksum sebagai objek penelitian mereka. Karena masa berdiri Kerajaan Aksum yang begitu panjang, para arkeolog yakin, banyak cerita menarik yang bisa diungkap dari peninggalan dan sisa-sisa Kerajaan Aksum.

Satu hal lagi yang cukup menarik perhatian dari masyarakat Etiopia hingga sekarang adalah tradisi monoteistik dari masyarakatnya. Mereka tidak pernah meninggalkan tradisi nenek moyang mereka meski pengaruh Islam dan Kristen mendominasi sistem pemerintahan Etiopia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement