REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rini Miryani mengatakan, penerimaa manfaat dari program global qurban selalu lebih banyak dibandingkan ke luar negeri. Menurutnya, sejak program ini digulirkan enam tahun lalu sebesar 60 persen disalurkan di dalam negeri.
“Sebetulnya kita mengacunya kepada kebutuhan, pengaturan kuota dalam maupun luar negeri kita melihat dari posisi kebutuhannya,” ujar Rini, dalam acara diskusi media tentang kurban, di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Kamis (24/8).
Tahun ini global qurban menargetkan penerima manfaat sebesar 7,5 juta jiwa baik di luar maupun dalam negeri. Khusus pemberian manfaat untuk luar negeri, kata Rini, selain ibadah juga untuk menyampaikan pesan bahwa Indonesia memiliki kepedulian terhadap masyarakat dunia yang kesusahan.
Sementara terkait dengan kuota distribusi kurban untuk masing-masing negara, menurut Rini, tergantung kebutuhan. Selain itu, dalam hal ini diberlakukan sistem subsidi silang untuk menyiasati harga hewan yang berbeda di setiap negara.
Subsidi silang juga diberlakukan di dalam negeri. Pasalnya, harga hewan di setiap daerah juga berbeda-beda. Sebab itu, subsidi silang sangat penting diterapkan.
Rini mengajak, kepada masyarakat untuk tidak ragu menyalurkan kurban melalui program global qurban. Menurutnya, pekurban akan diberikan data hewan sebelum disembelih hingga lokasi pendistribusian.
“Kita ada laporan kurban setelah kurban. Pekurban akan mendapatka laporan dalam bentuk hewan hidup karena syaratnya tidak cacat dan foto setelah dipotong. D iluar itu pekurban mendapatkan profile wilayah tempat disalurkan korban. Testimoni wakil penerima manfaat,” ujar Rini.