REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-19 tingkat Kota Bekasi Tahun 2017 resmi digelar. Awal kegiatan MTQ dibuka secara resmi oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi beserta jajarannya. Dalam kesempatan itu, Rahmat meminta seluruh warga Bekasi untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang tidak menghilangkan nilai-nilai universal Islam.
"Utamanya adalah nilai-nilai kesalehan sosial, solidaritas, dan toleransi, kita ingin memperkokoh nilai-nilai universal itu sebagai model dari semangat toleransi di kalangan umat," kata dia dalam sambutannya membuka pelaksanaan MTQ di Yayasan Fisabilillah, Jati Melati Pondok Melati, Selasa (22/8).
Tema MTQ yang diusung tahun ini adalah Bangun Kedamaian, Rajut Kebersamaan, Jaga Persatuan dan Kesatuan. Rahmat berharap dengan tema yang diusung dapat meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Kota Bekasi. "Dengan kualitas kehidupan beragama yang baik, kita dapat mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta menerapkan nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai universal ajaran agama," kata dia.
Pada akhir sambutannya Rahmat mengajak Muslimin dan Muslimat untuk terus meningkatkan pemahaman arti dan makna ayat-ayat suci Alquran dengan benar. Selain itu, dia juga meminta para alim ulama dan tokoh agama supaya bisa lebih memberikan pemahaman keagamaan dengan tata cara yang lebih teduh dan toleran. "Mari kita bangun tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih beradab, termasuk terwujudnya kerukunan antarumat beragama," kata dia.
Rahmat berpesan ketika ada timbul persoalan ulama juga mesti ikut serta dengan masyarakat menyelesaikan secara musyawarah, santun, berkeadaban serta menjauhi semua bentuk anarki dan kekerasan. Hadir pula dalam kegiatan itu, Kepala Kantor Agama Kota Bekasi, H Mujani, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat dan lurah serta tokoh masyarakat, karang taruna se-Kota Bekasi.
Kegiatan MTQ ke-19 ini di awali dengan Pawai Ta'aruf yang di ikuti oleh kecamatan se-Bekasi Bekasi dengan melibatkan aparatur sipil negara (ASN), Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), perlindungan masyarakat (linmas), majelis taklim, pelajar, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di masing-masing wilayah kecamatan.