Senin 21 Aug 2017 22:00 WIB

Bahasa Arab Satukan Ide dan Pengetahuan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Belajar bahasa Arab
Foto: voa
Belajar bahasa Arab

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dalam Cheltenham Science Festival pada 6-11 Juni lalu, digelar sebuah sesi bertajuk ''Kisah Matematika''. Sejumlah tokoh tampil sebagai pembicara dalam sesi panel ini, yakni Mona Siddiqui, Mohamed El-Gomati, Marcus du Sautoy, dan Amira Bennison.

Mona Siddiqui adalah guru besar studi Islam dan lintas agama di Universitas Edin burgh, Inggris. Ia menjelaskan, pentingnya diskusi ini diadakan di tengah situasi politik, sosial, dan ekonomi antara populasi Muslim dan non-Muslim. Hal itu agar semua bisa melihat gambaran yang lebih besar dan utuh.

Ia mengatakan, perkembangan matematika di berbagai peradaban, termasuk peradaban Islam, menunjukkan adanya interkoneksi antarkebudayaan hingga saat ini. Peradaban Islam sejatinya adalah masa bermunculannya berbagai penemuan, ide, dan kreativitas. Tidak semua ilmuwan pada era kejayaan Islam adalah Muslim. Mereka menggunakan pengetahuan sebagai alat mencari kebenaran sejati.

Wakil Kepala Fakultas Studi Oriental Universitas Cambridge Amira Bennison juga me nyebut hal senada. Bennison menjelaskan, signifikansi Baghdad pada masa kejayaan Islam dan kegiatan harian di Baghdad selama periode Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu, Bahasa Arab adalah lingua franca untuk mengomunikasikan aneka gagasan termasuk ide saintifik, sosial, filosofi, dan politik.

Dengan Bahasa Arab sebagai bahasa utama yang dipakai banyak orang dari berbagai latar belakang laiknya penggunaan Bahasa Inggris hari ini, semua ide dan pengetahuan bisa disampaikan dan digabungkan menjadi pengetahuan baru di sana. Tak heran Baghdad demikian berkembang pada masanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement