Selasa 15 Aug 2017 02:47 WIB

Alquran Menggetarkan Hati Catherine Houlihan

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Malcom X

Keraguan menunjukkannya pada kebenaran. Semula dia tidak meragukan ajaran agama warisan orang tua, tapi kini dia mempertanyakan apakah bisa manusia menjadi Sang Pencipta.

Cat mencintai Isa al-Masih dan yakin bahwa seorang manusia harus berusaha menjadi berkualitas seperti dia. Namun, di mata dia, hanya ada satu Tuhan dan tidak ada makhluk yang bisa menjadi Tuhan. Logikanya tidak menerima konsep Tu han yang berasal dari manusia. Baginya, Tu han adalah Sang Pencipta yang Esa dan ti dak bergantung dengan ciptaan- Nya.

Cat juga tidak bisa menerima dosa asal, bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia mem bawa dosa yang hanya dapat di ampuni melalui ritual tertentu. Cat meng anggap ini hanya sebuah ritual dan politi sasi kegiatan spiritual. Keraguan ini yang menjadi penyebab Cat beralih ke Islam.

Agama yang mengajarkan tauhid itu mengajarkan setiap ma nusia yang lahir pasti suci dari dosa, tapi orang tuanya meng akibat kan anak tersebut memeluk berbagai agama dan keyakinan selain Is lam. Meski menyukai Islam, dia tidak bisa meninggalkan kecintaannya kepada Isa al-Masih. Dia berusaha mencari pegangan agar dapat mempertahankan kecintaan itu.

Cat mengetahui Malcolm X sejak tahun pertama kuliah. Pria keturunan Afrika yang berislam ketika dewasa itu banyak meng inspi rasinya. Lewat Malcom, Cat mengenal konsep Islam ketika membaca autobiografinya. Meski Islam baginya bu kanlah agama yang menarik perhatian, melainkan Cat mera sakan kepuasan ketika mengetahui konsep Tuhan dan keimanan.

Pencarian kebenaran Malcolm X sema kin mengilhaminya selama di pergu ruan tinggi. "Semakin mencari, saya bisa mene mukan sumber tentang Tuhan dan me ne mukan kebenaran yang saya cari," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement