Sabtu 12 Aug 2017 23:41 WIB

Gareth Bryant Temukan Hidayah Ketika Masih Belia

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Kisah Bryant menemukan hidayah itu sudah 18 tahun berlalu. Hari ini, dia telah terbiasa menjalani hidup dalam Islam. Sejak 2007 sampai sekarang, Bryant terlibat aktif sebagai anggota komunitas Islamic Center di New York University.

Bryant juga merupakan salah satu pendiri Da’wah Unlimited Alliance (DUA), sebuah organisasi nonprofit yang didirikan di Brooklyn, New York, pada 2000 silam. “Organisasi ini memiliki komitmen untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Islam dan Muslim kepada masyarakat umum,” ujarnya.

Selain itu, Bryant juga dipercaya menjadi juru bicara Muslims Giving Back, sebuah komunitas nirlaba yang didedikasikan untuk mengatasi kelaparan di Amerika Serikat. Pria keturunan Afro-Amerika ini pun terdaftar sebagai anggota eksekutif Young Muslims USA, salah satu organisasi pemuda Islam AS yang berdiri sejak 1995.

Meski sudah menjadi Muslim sejak usia remaja, keinginan Bryant untuk terus mendalami Islam tidak pernah pudar. Sejak 2000-2006, dia mempelajari studi-studi Islam dan bahasa Arab di bawah bimbingan Siraj Wahhaj—yang merupakan pimpinan Aliansi Muslim Amerika Utara (MANA).

Bryant juga memperoleh pengetahuan tentang Ushul Fikih dari ulama AS sekaligus pendiri Foundation for Knowledge and Development (FKAD), Shakiel Humayun. Di bidang sirah dan sabda Nabi Muhammad SAW, dia berguru kepada Abdul-Rahman Khan, anggota eksekutif Dewan Fiqih Amerika Utara.

Di samping bergelut dengan segudang kegiatan tersebut, Bryant juga bekerja sebagai staf pengajar di almamaternya, Touro College. Lelaki yang kini berusia 34 tahun itu pun dipercaya menjadi instruktur studi-studi Islam dan Arab di Islamic Learning Foundation (ILF), Queens, New York. Gareth Bryant menaruh minat yang besar terhadap sastra dan puisi. Di laman blog pribadinya, garethbryant. wordpress.com, dia aktif menulis syairsyair Islami tentang alam, perjalanan, kesadaran, dan cinta.

Sebagai manusia biasa Briyant sadar bahwa dia merupakan seorang Muslim, penyair, penulis, pecinta, dan juga pejuang yang tak jarang disalahpahami seperti orang-orang lainnya di dunia ini. “Namun, saya masih terus berusaha untuk menikmati hidup,” tulis Bryant memberikan gambaran tentang dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement