Sabtu 12 Aug 2017 23:41 WIB

Gareth Bryant Temukan Hidayah Ketika Masih Belia

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Ketika memutuskan menjadi mualaf, Bryant mengaku menghadapi pertentangan keras dari orang-orang di sekelilingnya.Terutama, dari keluarganya yang tidak siap menerima keislamannya tersebut. Bahkan, ibunya sempat mengancam akan mengusir Bryant dari rumah dan mengirimnya ke panti rehabilitasi sosial.

Tidak sampai di situ saja, Bryant terus-menerus diejek oleh teman-teman sekelasnya. Dia juga kerap dibully oleh orang-orang di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Akan tetapi, Bryant benar-benar tidak memedulikan semua itu.

Keyakinannya terhadap Islam justru semakin kokoh. Dia tetap dalam pendirian bahwa Islam bentuk kasih sayang paling sempurna dari Sang Pencipta. Allah SWT yang memandu langkahnya untuk menjadi seorang Muslim. “Saya sudah membuat keputusan, Islam adalah kebenaran dan saya perlu memilikinya,” ujar pria yang juga sarjana ilmu politik lulusan Touro College, New York, AS, itu. n ed: nashih nashrullah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement