Ahad 06 Aug 2017 03:00 WIB

Membuka Hati untuk Siswa Inklusi di Madrasah

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Salah seorang siswa inklusi saat mengikuti Ujian Nasional (UN).
Foto:

Berharap sekolah lain membuka hati

Retno berharap sekolah-sekolah lain juga membuka hati untuk para anak inklusi yang ada di Indonesia. Karena, menurutnya, sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003, diharapkan agar sekolah memberikan perlakukan dan kesempatan yang sama terhadap anak-anak disabilitas.

Jadi, memang tidak semua sekolah itu sanggup, tapi paling tidak memenuhi harapan pemerintah, bisa memenuhi tujuan pendidikan nasional bahwa semua orang itu memiliki hak yang sama pendidikan. "Saya pikir sebenarnya tidak susah. Sebenarrnya semua sekolah itu bisa," kata Retno.

Retno menambahkan, sebenarnya anak-anak inklusi tersebut juga dapat memotivasi siswa normal lainnya untuk terus semangat belajar. Karena, menurut dia, anak berkebutuhan khusus saja mampu berprestasi di sekolah. Seperti halnya Kenichi yang belum lama mampu meraih juara dua lomba pidato Bahasa Arab di tingkat DKI Jakarta.

Tidak hanya itu, Kenichi juga mampu menghafal beberap juz Alquran dan juga bisa memainkan drum band seperti siswa normal lainnya. Saat ditemui, Kenichi mengatakan, bahwa dirinya telah mempersiapkan dengan baik untuk memenangkannya lomba pidato tersebut.

"Awalnya, waktu kemarin untuk prepare yang lomba itu, itu diprint dengan huruf brielle, tapi teks itu saya juga ubah ke file PDF, lalu saya kopi ke handphone saya," ujar siswa kelas 9 MTsN 19 Jakarta tersebut.

Sementara, saat belajar di kelas Kenichi menggunakan alat bantu perekam. Terkadang, kata dia, jika ada tugas dari gurunya ia juga menyalinnya (scan) ke handphone. Selanjutnya, ia ubah ke file PDF, sehingga tugas yang diberikan bisa terbaca.

Sebagai seorang tunanetra, Kenichi tidak putus asa untuk belajar. Ia bahkan mengaku, mempunyai cita-cita yang sangat banyak. "Cita-cita saya sebenarnya banyak. Saya kalaudi tanya cita-cita sampai bingung. Tapi sesuai dengan tujuan saya belajar di madrasah salah satunya saya ingin lancar Bahasa Arab, terus saya itu orangnya suka dengan berita-berita yang berbau politik," ucap Kenichi.

Di tempat yang sama, Atilla juga mengatakan, bahwa saat belajar di kelas dirinya juga menggunakan bantuan alat perekam, sehingga ia bisa mempelajari lagi pelajaran yang diterangkan oleh gurunya. "Kadang kalau misalnya kalau guru lagi nerangin, kadang aku rekam pakai perekam terutamapelajaran yang susah, kayak matematika, IPA," kata Atilla.

Atilla juga tidak kalah dengan Kenichi, Atilla juga mahir memainkana lat musik organ seperti anak normal lainnya. Atilla juga telah mampu menghafalkan beberapa juz Alquran, yaitu juz 30 dan juga juz 29. Hal ini juga ditegaskan oleh guru Matematika Atilla, yaitu Iin Aulia.

"Prestasi Atilla itu punya hafalan juz-nya melebihi yang lain. Dia juga bisa main organ," kata lulusan jurusan Pendidikan Matematika UNJ tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement