Senin 31 Jul 2017 14:59 WIB

Riau Giatkan Upaya Berantas Buta Aksara Alquran

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau terus menggiatkan upaya pemberantasan buta membaca dan dimulai sejak dini ditandai dengan wisuda sebanyak 5.803 santri di daerah ini.

Sebanyak 5.803 santri tersebut berasal dari Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (MDTA) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Wushto (MDTW) Angkatan VII se-Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2017, kata Kakanwil Kemenag Riau Drs H Ahmad Supardi MA, di Pekanbaru, Senin (31/7).

Menurut dia, Alquran merupakan pedoman, konsep, serta aturan hidup bagi manusia, dan di dalamnya mengatur bagaimana hubungan makhluk dengan penciptanya seperti salat, puasa, haji, dan lain sebagainya.

Selain itu, Alquran juga mengatur hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia yang lainnya, serta hubungan antara manusia dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya.

"Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkan Alquran, bahkan membaca dan pandai menulis Alquran merupakan salah satu syarat utama bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT," katanya lagi.

Ia menjelaskan Alquran merupakan Kallamullah terakhir yang diwahyukan Allah SWT kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, dan Alquran merupakan penyempurnaan bagi kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi dan rasul-Nya terdahulu seperti Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab lainnya.

"Sebagaimana dalam Rukun Iman ke-3, yaitu beriman kepada kitab-kitab Allah, Alquran yang diturunkan untuk umat Nabi Muhammad SAW," katanya pula.

Dia menyebutkan, membaca Alquran dapat menuntun kita ke jalan kebenaran, kebaikan, dan keselamatan, serta dengan membaca Alquran dapat membuat hati menjadi tenteram. Namun, membaca Alquran harus diikuti dengan pemahaman yang benar, sehingga diharapkan tumbuh keyakinan akan kebenaran terhadap Alquran.

Bahkan banyak ahli berpandangan bahwa menghafal Alquran tidak akan mengganggu intelektualitas seseorang, tetapi justru dapat menjadi pemicu kecerdasan seseorang. "Alquran sebagai pegangan hidup seseorang memberikan implikasi bahwa Alquran harus dihayati akan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya, agar nilai-nilai itu bisa menjadi kekuatan yang memotivasi dan mendasari kegiatan sehari-hari, dan menjadi alat perjuangan di bidang kemasyarakatan atau keilmuan," katanya pula.

Kepala Kantor Kemenag Inderagiri Hulu H Abdul Kadir mengatakan sebanyak 5.803 wisudawan dna wisudawati MDTA/MDTW bagian dari 42 ribu santri yang telah dikukuhkan sejak tujuh tahun terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement