REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mongolia terkenal sebagai bangsa penakluk sejak ribuan tahun lalu. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Jengis Khan. Hingga kini kebesaran nama Jengis Khan masih terpelihara.
Mongolia juga punya hubungan yang dekat dengan Islam. Sejak ratusan tahun lalu Islam berkembang di kawasan ini. Jumlah Muslim di Mongolia pun semakin bertambah. Mereka kebanyakan terkonsentrasi di wilayah Inner Mongolia. Wilayah ini punya pemerintahan yakni di Hohhot yang jaraknya sekitar 45 menit penerbangan dari Beijing. Wilayahnya dikelilingi oleh pegununungan.
Salah satu bukti Islam pernah berkembang pesat di Mongolia adalah masjid-masjid tua yang masih tegak berdiri. Umurnya sudah ratusan tahun. Namun, kondisinya sampai saat ini masih terawat.
Masjid Besar Inner Mongolia
Masjid ini merupakan yang paling terkenal di kawasan Inner Mongolia. Umurnya sudah 450 tahun. Di masjid ini, para pemuda dididik untuk menjadi imam di daerahnya sendiri.
Dari sisi fisik bangunan, Masjid Besar Inner Mongolia tidak seperti layaknya masjid pada umumnya. Arsitekturnya khas Cina. Di dalamnya terdapat mihrab dan rak-rak buku yang berisi Alquran.
Kini, masjid dikunjungi oleh para turis dari berbagai belahan dunia. Untuk menghidupi masjid, kaum Muslim setempat memberikan iuran atau sumbangannya.
Masjid Selatan Dolon
Masjid ini terletak di wilayah Dolon yang berada di bagian tengah daerah otonom Mongolia Dalam. Wilayah ini merupakan kabupaten yang paling dekat dengan Beijing.
Masjid Selatan Dolon adalah masjid yang paling awal di kawasan tersebut. Masjid itu dibangun oleh saudagar etnis Hui dan luasnya kira-kira 750 meter persegi. Ruang shalat luasnya 245 meter persegi. N
Masjid Bayan Olgii
Masjid ini berada di pusat Tolbo Sum di Bayan Olgii. Bentuknya khas dan berbeda dari masjid pada umumnya. Masjid Bayan Olgii tidak terlalu luas.
Masjid yang sudah berusia ratusan tahun ini masih digunakan untuk kegiatan ibadah sehari-hari. Turis dari berbagai negara juga kerap mengunjungi masjid tua ini.
Disarikan dari Pusat Data Republika