Rabu 26 Jul 2017 15:15 WIB

Ini Resep Harmonisnya Keluarga Rasulullah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kehidupan keluarga Rasulullah SAW sangat luar biasa. Wakil Sekretaris Umum MUI KH Tengku Zulkarnaen mengatakan, Rasul adalah laki-laki terbaik pendamping seorang istri. Rasul memperlakukan dengan baik istri-istrinya.

Contoh sederhana, kata dia, Rasul menyapa istrinya dengan sapaan hangat dan baik. Rasul menyapa Khadijah dengan sebutan ya habibi, wahai kekasihku. Begitu juga dengan Aisyah yang disapa dengan ya humaira', wahai wanita yang pipinya kemerahan.

Tengku menyayangkan, teladan ini tak banyak dipraktikkan umat. Malah, panggilan lembut dan romantis itu ditiru oleh orang Barat yang notabene bukan Muslim. Selama hidup 25 tahun dengan Khadijah, Rasul tidak pernah berkata-kata maupun berbuat kasar.

Rasul pun tidak menyakiti istri pertamanya, Khadijah, dengan menduakannya. Rasul hanya memiliki satu orang istri sejak menikah dengan Khadijah pertama kali pada usia 25 tahun dengan perbedaan usia 15 tahun lebih tua.

Rasul baru menikah kembali setelah satu tahun Siti Khadijah wafat. Hal itu pun setelah didesak oleh sahabat Nabi karena kaum wanita kesulitan belajar agama dari teladan Rasul.

Akhirnya, Rasul pun dipilihkan seorang wanita yang berpengalaman janda dengan banyak anak berusia 61 tahun lebih tua 10 tahun dari Rasulullah. Istri kedua bernama Saudah binti Zam'a.

Nabi juga mengajarkan untuk menjaga rahasia keluarga khususnya rahasia istrinya. "Sesungguhnya, suami merupakan pakaian istri dan istri adalah pakaian suami," ujarnya.

Rasul juga menjadi teladan sebagai ayah dan kakek. Karena anak adalah ahli waris yang berharga. Seluruh anak, menantu dan cucunya menganut agama Islam, tidak ada yang berbeda agama. Sebagai ayah, Rasul mendidik dan menyayangi anaknya.

Suatu ketika ada sahabat yang melihat Rasul mencium anaknya ketika bertemu. Dia merasa iri karena sahabat tersebut memiliki 10 orang anak tidak ada satu pun yang diciuminya. Menurutnya, siapa yang menyayangi orang lain maka dirinya akan disayangi. Rasul mencium anaknya karena rasa cinta terhadap anaknya.

Begitu juga saat dia memperlakukan cucu-cucunya. Ketika Rasul bersujud saat melaksanakan shalat, cucunya, Hasan dan Husein, bermain di punggungnya. Rasulullah tidak bangun sampai mereka puas bermain.

Lebih lanjut Tengku mengatakan, Rasul menekankan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga karena pada hakikatnya baiti jannati, rumahku adalah surgaku. Saat seseorang memiliki keluarga yang harmonis, maka dia akan bekerja dengan tenang. Ketenangan di luar itu cermin dari rumah tangga yang damai. 

Rasulullah tidak pernah membuat masalah dengan istrinya. Dia tidak pernah mencela istri ketika makanan yang dimasak istri tidak enak. Pernah ketika pulang ke rumah, istrinya melarang untuk memakan sayur yang dibuat istrinya karena ketumpahan cuka. Rasul pun menjawab dia suka minum cuka dan sayur masam itu pun dimakannya dengan senang hati.

Begitu juga ketika istrinya memanggang roti terlalu lama hingga gosong. Rasul tetap memakannya sambil berkata roti yang dibakar memang akan hangus. Rasul tetap menjaga keharmonisan keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement