REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan yang tinggal di Amerika Serikat ini, Ruba Qewar lumayan banyak memicu kontroversi. Pencarian akan keyakinan kepada Tuhan dan mana yang membuatnya nyaman selama ini beberapa kali berubah.
Ia lahir dalam keluarga Kristen. Ruba lahir di Denmark pada 1981, kemudian keluarganya pindah ke Yordania pada 1985. Tinggal di sana sebagai minoritas karena ia beragama Kristen, tak membuatnya nyaman.
Hingga akhirnya keluarganya pindah ke Amerika Serikat pada 2002. Setelah ayahnya yang menjadi pendeta meninggal, ia mulai menjauhi agamanya dan gereja. Selama ini yang membuatnya selalu pergi ke gereja dan membaca Alkitab adalah karena ayahnya, kakeknya, juga paman-pamannya yang merupakan para pendeta yang disegani. Saudara-saudaranya yang lain juga para pengikut Kristen yang sangat taat dan beberapa dari mereka juga menikah dengan pendeta.
Namun, ia merasa berbeda. Ruba kadang tak puas dengan penjelasan yang diberikan oleh para pendeta dan Alkitab atas pertanyaan akan rasa penasarannya. Ia kemudian mengamati agama yang lain, Hindu, Buddha, Yahudi, dan Islam. Ia pergi bertemu dengan pengikut agama lain untuk mencari kebenaran. Ruba telah banyak berdebat dengan paman-pamannya yang pendeta, juga ibunya tentang keilahian Yesus, satu hal yang membuatnya ragu selama ini pada ajaran agamanya.
Ia pergi ke kuil Buddha, tempat ibadah Sikh, dan agama lainnya. Ia melihat mereka, penganut agama lain tersebut, bisa patuh dan percaya sepenuhnya kepada yang mereka sembah, yaitu Tuhan mereka.