REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Yayasan al-Manarah al-Islamiyah bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menyelenggarakan Multaqo Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika (Internasional). Acara tersebut dibuka di Masjid Raya Kota Padang, Sumatera Barat pada Senin (17/7) pagi.
Gubernur Sumatera Barat, Prof Irwan Prayitno mengatakan, pertemuan ulama dan dai seperti ini merupakan agenda yang sangat penting. Sebab, pertemuan ini bisa menjadi media silaturrahim untuk menguatkan persatuan umat.
Irwan menyampaikan, melalui acara ini ulama dan dai dari berbagai negara berkumpul. Kemudian, mereka akan menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi umat. "Tentu kita mengharapkan keluarnya rekomendasi atau pedoman berkaitan dengan dakwah dari pertemuan ini," katanya saat pidato pembukaan Multaqo Ulama dan Dai Internasional, Senin (17/7).
Dia juga mengungkapkan, sangat senang Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kota Padang ditunjuk sebagai tuan rumah Multaqo Ulama dan Dai Internasional. Di samping itu, masyarakat Sumatera Barat yang sebagian besar berasal dari etnis Minang merupakan masyarakat yang religius.
"(Masyarakat) etnis Minang merupakan masyarakat yang religius dan kuat semangat keagamaannya," ujarnya.
Multaqo Ulama dan Dai Internasional tahun ini mengusung tema persatuan umat. Pertemuan Ulama dan Dai Internasional tersebut akan berlangsung pada 17-20 Juli 2017. Sekitar 400 ulama dan dai dari berbagai negara mengikuti rangkaian acara Multaqo Ulama dan Dai Internasional di Kota Padang.
Saat pembukaan Multaqo Ulama dan Dai Internasional juga dihadiri oleh Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Dewan Penasehat Yayasan Al-Manarah Al-Islamiyah Syeikh Kholid Al-Hamudi, dan Duta besar Saudi Arabia untuk Indonesia Syeikh Usamah bin Muhammad Al -Syu'aiby. Hadir pula Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Ketua Ikatan Ulama dan Da'i se-Asia Tenggara KH Zaitun Rasmin. Juga Presiden Sudan Umar Hasan Ahmad al-Basyir serta Imam Masjidil Haram.