Jumat 14 Jul 2017 08:46 WIB

TGB Ajak Muslim Bali Jaga Persatuan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Tuan Guru Bajang bersama warganya.
Foto: dok Nahdlatul Wathan
Tuan Guru Bajang bersama warganya.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi menjadi penceramah utama dalam acara tablig akbar dan halal bihalal bersama Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Masjid Agung Sudirman, Denpasar, Kamis (13/7) malam. Pemimpin Negeri Seribu Masjid ini mengajak umat Muslim Bali menjaga persatuan.

"Mari kita mensyukuri nikmat iman dan Islam dengan menjaga persatuan yang ditinggalkan dan diwariskan Baginda Rasulullah SAW," kata TGB, Kamis (13/7).

Persatuan, kata TGB adalah nikmat Allah yang diperintahkan langsung untuk dijaga umat manusia. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

"Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu jadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk." (QS Ali Imran 103).

Pada zaman Jahiliyah, kata TGB manusia hidup berserak-serak. Ketika Rasulullah SAW belum diutus Allah SWT, orang-orang yang hidup di jazirah Arab terdiri dari berbagai suku dan bangsa. Mereka boleh saja berdekatan rumahnya, namun hatinya berjauhan.

Satu sama lain bisa saling tersenyum saat berjumpa, namun di hatinya penuh kebencian. Ketika Rasulullah SAW datang, permusuhan itu hilang menjadi persaudaraan, kebencian pun hilang menjadi kasih sayang. Setelah Rasulullah SAW wafat, ada sebagian umat yang kembali ke sifat yang lama, bercerai berai.

"Ini yang pertama kali diingatkan oleh sahabat. Apakah kita yang sekarang beragam suku dan bangsa bisa tetap menjaga persatuan dan kekompakan? Kondisi sekarang ini, bukan orang luar yang ingin memecah belah atau benci pada kita, tapi sering kali kita yang kurang mensyukuri nikmat persatuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement