REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Selama bertahun-tahun, saya berusaha membujuk Muslimin di negeri saya untuk murtad. Namun, saya justru mendapat mimpi yang membujuk saya untuk memeluk Islam,” ujar Musa Bangura, seorang misionaris asal Sierra Leone, Afrika, mengawali kisahnya. Bukan menjalankan tugas sebagai misionaris, Bangura justru tertarik dengan Islam. Bukan menyudutkan agama Islam agar Muslimin tertarik untuk murtad, Bangura justru mendapati hatinya tertarik pada risalah Rasulullah.
Kisah Bangura bermula sekitar 20 tahun yang lalu saat mendapati mimpi yang mengajaknya pada Islam. Mimpi itu pun bukan sekali, melainkan tiga kali di malam yang berurutan. Ia pun kemudian merasa terpanggil dengan mimpi “aneh” itu. Bangura mulai mempelajari Islam.
Sebagai misionaris, tentu Bangura tahu betul apa itu Islam dan siapa itu Muslim. Namun, pengetahuan yang ia ketahu itu hanyalah dari sudut pandang agamanya. Dengan panggilan mimpi tersebut, ia pun kemudian mempelajari Islam dengan benar dan secara kafah. Hasilnya, banyak pengetahuan dan logika baru yang ia peroleh.
Ketauhidan Allah menggerakkan hatinya. Ia kemudian bertanya-tanya tentang keyakinan agama yang dianut sebelumnya. Bukan menemukan kembali keyakinan pada agamanya, melainkan menemukan agama baru seperti dalam mimpinya, Islam. Setelah banyak melakukan diskusi, ia pun kemudian mendapat keyakinan bahwa Islamlah agama yang haq. “Saya membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar,” ujarnya.
Bangura pun kemudian melantunkan syahadat, ketika itu tahun 1993. Saat ini, ia menjadi ulama yang melakukan safari dakwah di kawasan Afrika, terutama di negaranya, Sieraa Leone. Ia banyak menjadi perantara jalan hidayah masyarakat di sana.
Begitu semangatnya Bangura dalam dakwah Islam, ia pun kemudian mendirikan sebuah organisasi bernama Why Islam In Action (WIIA) pada 1995. Organisasi nonpemerintah ini sebetulnya bergerak di bidang kemanusiaan. Bangura mengajak para Muslimin untuk peduli pada kemiskinan di kampungnya, Sierra Leone. Bangura yang telah menjadi dai kemudian mendapat banyak apresiasi positif dari masyarakat setempat. WIIA pun menjadi sumber informasi tepercaya mengenai Islam.
Organisasi besutan Bangura ini pun makin berkembang. Sebuah organisasi di Turki bersedia menjadi sponsor dan memberikan dana yang dibutuhkan WIIA. Kesuksesan pun diraih WIIA ketika membantu lebih dari 8.000 masyarakat dalam memeluk agama Islam. Saat ini, Sierra Loenne pun dihuni mayoritas Muslimin. Dari total enam juta warga Sierra Lonne, empat juta merupakan Muslimin. “Saya menjadi seorang yang membantu mereka melihat kebenaran dan merasakan hidayah Islam,” katanya.
Ditinggal keluarga
Saat memeluk Islam, para mualaf selalu dihadapi rintangan dan tantangan sebagai ujian keimanan mereka. Bagi Bangura di tinggal keluarga merupakan ujian yang sangat berat. Setelah bersyahadat, ia ditinggalkan seluruh anggota keluarga, termasuk istrinya. Ia berhasil mendakwahkan banyak orang, namun tidak keluarganya. Ia bahkan berusaha mendakwahkan Islam kepada teman-teman misionaris lain. Namun, hidayah hanya Allah yang mampu memberi.
Tak berlarut dalam kesedihan, Bangura bangkit dan berusaha mengabdikan diri kepada agama. Dari keterpurukan hati itulah Bangura membentuk WIIA yang di sana ia mendapat keluarga baru yang jumlahnya jauh lebih besar. Ia membantu dalam kemanusiaan, berdakwah, sekaligus membentuk keluarga besar yang baru.