REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam 35 tahun mendatang, persentase umat Muslim di Makedonia diperkirakan akan mencapai 56,2 persen, menggeser posisi umat Kristen yang menjadi kelompok mayoritas saat ini, ungkap Pew Research Center dalam laporannya The Future of World Religions: Population Growth Projec tions, 2010-2050.
Seperti halnya kaum Muslim di negaranegara Eropa lainnya, tantangan utama yang dihadapi umat Islam di Makedonia dalam beberapa waktu ke depan tampaknya bakal terkonsentrasi pada isu anti-Islam atau Islamofobia.
Apalagi, kelompok anti-Islam sekarang ini tak henti-hentinya berupaya mencemarkan nama baik Islam dan melawan kehadiran kaum Muslimin melalui tekanan politik, budaya, dan pemberitaan media, tulis Ferid Muhic dalam laporannya, "Muslims of Macedonia: Identity Challenges and an Uncertain Future".
Dia mengingatkan, beberapa kelompok ekstremis sayap kanan dan kalangan politisi berhaluan neofasis telah meluncurkan kampanye di sejumlah negara Eropa Barat untuk mendorong ketakutan masyarakat terhadap Islam. Di antara mereka terdapat Marie Le Pen (pemimpin sayap kanan di Prancis), Joerg Haider (Austria), dan Geert Wilders (Belanda). Tokohtokoh itu selalu meng gam barkan Islam dan Muslim sebagai an cam an terhadap perdamaian dan stabilitas Eropa, imbuh Muhic.
Menurut dia, kampanye anti-Islam yang dilancarkan oleh kaum ekstremis tersebut secara konsisten bakal menempatkan masa depan umat Islam Makedonia di bawah te kanan. Kekhawatiran Muhic tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, sejumlah tokoh politik terkemuka di dalam tubuh pemerintahan Makedonia kini juga mulai melancarkan kampanye yang menjelek-jelekkan Islam.
Tidak hanya itu, masalah diskiriminasi juga menjadi realitas yang harus dihadapi umat Islam Makedonia hari ini. Hal itu tercermin pada tingkat partisipasi mereka di bidang pendidikan, ekonomi, dan politik. Semua studi penelitian dan data statistik membuktikan bahwa masyarakat Muslim Makedonia berada di level paling bawah di bidang pendidikan. Umat Islam di negeri itu juga tercatat sebagai kelompok yang termiskin dari segi sosial.