REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Afrika Selatan terbilang beruntung karena memperoleh kebebasan yang cukup luas untuk mengekspresikan dan mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bahkan, selama penindasan apartheid berlangsung pun, rezim pemerintahan Partai Nasional tidak pernah menghalang-halangi umat Islam untuk beribadah.
Akan tetapi, maraknya Islamofobia pascatragedi penyerangan Gedung World Trade Center (WTC) di New York (AS) pada 11 September 2001 lalu, ternyata ikut membentuk peresepsi negatif di tengah-tengah masyarakat Afrika Selatan. Ada semacam ketakutan dan kecurigaan terhadap umat Islam yang kini mulai berkembang di kalangan penduduk negeri itu.
Sentimen anti-Islam bahkan mulai menampakkan wajahnya di Afrika Selatan dalam bentuk undang-undang antiterorisme yang pada akhirnya bakal menargetkan Muslim dan organisasi-organisasi Islam yang ada di sana. Tantangan semacam ini hampir sama dengan yang dihadapi oleh kaum Muslim di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia yang notabene penduduknya mayoritas beragama Islam