REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khatib shalat Idul Fitri Masjid Istiqlal KH Quraish Shihab menegaskan, bahwa nasionalisme, patriotisme, dan cinta Tanah Air adalah fitrah atau naluri manusia. Menurutnya, Tanah Air adalah ibu pertiwi yang sangat mencintai manusia sehingga mempersembahkan segala buat penghuninya. Manusia pun secara naluriah mencintai tanah air.
"Itulah fitrah-naluri manusia. Karena itu, hubbul Wathan minal iman. Cinta tanah air adalah manifestasi dan dampak keimanan," ucapnya.
"Allah tidak melarang kamu berlaku adil (memberi sebagian hartamu) kepada siapapun-walau bukan muslim-selama mereka tidak memerangi kamu dari negeri kamu," demikian KH Quraish membacakan terjemah QS Al Muntahanah ayat 8.
KH Quraish menambahkan, orang yang mencintai sesuatu akan memeliharanya. Selain itu juga akan menampakkan dan mendendangkan keindahannya, serta menyempurnakan kekurangan, bahkan bersedia berkorban untuknya.
"Tanah air kita yang terbentang dari Sabang sampai Merauke harus dibangun dan dimakmurkan serta dipelihara persatuan dan kesatuannya," pesannya.
"Persatuan dan Kesatuan adalah anugerah yang tidak ternilai. Sebaliknya, perpecahan dan tercabik-cabiknya masyarakat adalah bentuk siksa Allah," sambungnya.
KH Quraish mengajak umat Islam menjadikan idul Fitri sebagai momentum untuk membina dan memperkukuh ikatan kesatuan dan persatuan, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara saudara sebangsa setanah air. Menurutnya, kesadaran tentang persatuan dan kesatuan mengharuskan semua elemen bangsa untuk duduk bersama, bermusyawarah demi kemaslahatan.
“Itulah makna dari Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaran Perwakilan,” ucapnya.
Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal dimulai tepat pukul 07.00 WIB dipimpin oleh Ust Ahmad Husni Ismail. Lima belas menit sebelumnya, Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla dan jajarannya tiba bergabung bersama ribuan umat muslim yang memadati Masjid Istiqlal.