Jumat 16 Jun 2017 20:47 WIB

Prof Nasarudin: Jalani Iktikaf yang Manusiawi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agus Yulianto
Prof. Dr. Nazarudin Uma
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Prof. Dr. Nazarudin Uma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam Lailatul Qadar adalah momentum yang begitu dirindukan umat Muslim ketika Ramadhan. Iktikaf adalah salah satu ibadah yang biasa dilakukan umat menyambut malam Lailatul Qadar.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasarudin Umar mengatakan, untuk meraih malam Lailatul Qadar, umat memang dianjurkan datang dan menghabiskan waktu di dalam masjid untuk fokus beribadah. Seperti halnya, mengaji kitab suci Alquran, menunaikan shalat, dan lebih baik jika ditambah dengan menafakuri kehidupan yang telah dijalani.

Prof Nasarudin mengatakan, hakikat iktikaf adalah almaqatu filmasjid. Artinya, melakukan perenungan dalam yang akan mempertemukan kita dengan Tuhan. "Nah, jika kita menemukan Tuhan dalam berkontemplasi di masjid. Jika itu bisa dilakukan, subhanallah dahsyat," jelas Prof Nasarudin saat ditemui pada acara Dialog Budaya Agama dan Keberagaman di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (16/6).

Namun, Ustaz Nasarudin juga menekankan, agar umat tetap menjalankan itikaf secara manusiawi. Artinya, tetap menjalankan aktivitas mualamalahnya dan tidak egois dalam meraih pahala sendiri. "Misal, istri telepon gas habis, ya mau diapain, pulang beli gas. Jangan sampai anak istrinya berantakan di rumah," tegas Prof Nasarudin.

Dia pun mengajak umat tidak memitoskan malam Lailatul Qadar. Misal, mempercayai adanya angin, turun salju, atau tanda-tanda lainnya. Prof Nasarudin menekankan, jangan sampai menuhankan Lailatul Qadar karena Lailatul Qadar tersebut adalah makhluk. Yang terpenting adalah sikap dan amalan ibadah yang dilakukan umat ditunaikan dengan ikhlas dan hanya ingin mendapatkan ridha Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement