REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dit. PD Pontren) Ahmad Zayadi menegaskan, Kementerian Agama berkomitmen terus memperkuat dan mengembangkan kajian ilmu Falak di pesantren. Menurutnya, itu perlu dilakukan, karena selama ini, banyak ahli falak yang lahir dari rahim pesantren.
Hal itu disampaikan Zayadi saat memberikan materi pada acara Workshop Penguatan Pengembangan Falakiyah pada Pondok Pesantren Zona II yang diselenggarakan 14 - 16 Juni di Banjarmasin.
"Penguatan pesantren dari tradisi pembelajaran ilmu falak harus kita jaga betul karena dari rahim pesantren telah melahirkan banyak Ulama Falak. Sebut saja KH Zubair dari Salatiga, KH Turaichan dari Kudus, KH Ahmad Manshur dari Buntet Cirebon, dan masih banyak lagi," terang doktor alumnus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini, kemarin.
Zayadi menambahkan, pesantren pesantren yang secara khusus mempelajari ilmu falak perlu dikembangkan sebaik baiknya. Untuk itu, revitalisasi kajian falak di pesantren agar terus-menerus digalakkan.
Kasubag TU Dit PD Pontren Abdul Rouf menyampaikan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang diselenggakan di Semarang bulan lalu. Kegiatan ini penting, kata Rouf, karena saat ini tidak banyak pondok pesantren yang khusus mengkaji ilmu falak dan mengembangkan kurikulum pembelajaran.
"Ilmu falak adalah ilmu yang unik dan langka, tetapi manfaatnya di masyarakat begitu nyata. Sehingga penting bagi kami untuk terus berkomitmen mengembangkan ilmu falak di pondok pesantren," kata alumnus UIN Walisongo Semarang ini.
"Salah satunya kami mendatangkan para ahli dalam ilmu falak untuk bertukar pandang dan memberikan ilmunya mengenai perkembangan ilmu falak dengan para utusan perwakilan pondok pesantren," sambungnya.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli di bidang ilmu falak, yaitu: Drs. H. Cecep Nurwendaya, M.Pd (Tenaga Ahli Astronomi Planetarium & Observatorium Jakarta); Prof. Dr. H. Thomas Djamaluddin (Kepala Lapan RI); Drs. KH. Slamet Hambali, M.Si (Ahli Falak UIN Walisongo dan Tim Hisab Rukyat RI); dan Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag (Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia dan Ka.Prodi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang).
Kegiatan ini diikuti oleh para pengasuh dan ustadz pondok pesantren di wilayah Kalimantan Selatan, Barat, Tengah, dan Kalimantan Timur