REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan produk halal di Taiwan sudah sangat tinggi. Karenanya, lewat berbagai upaya, pemerintah Taiwan memiliki target tinggi untuk menjadi negara yang ramah terhadap Muslim.
"Pemerintah Taiwan memang sedang welcome terhadap Muslim, terutama dari wisata, demi menjadi Friendly Muslim Country," kata CEO Sincung Halal for Taiwan, Sing Ying Lin mengungkap, Rabu (14/6).
Selama ini sertifikat halal di Taiwan banyak dikeluarkan dari Malaysia, tapi dirasa tidak seketat sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Maka itu, Jill menekankan Taiwan tengah berupaya agar produk-produknya bisa disertifikasi di MUI.
Jill mengungkapkan, saat ini sudah ada 46 resto bersertifikat halal di Taiwan, yang diinisiasi lewat program halal food dan halal tourism. Ia menilai, banyaknya resto halal itu dikarenakan kesadaran akan terbantunya pemasukan lewat bisnis halal.
"Sekarang ada 46 resto yang sudah sertifikat halal, karena kita itu kebanyakan terbantu income dari tourism," ujar Jill.
Angka itu melebihi resto bersertifikat halal di Indonesia, yang menurut Indonesia Halal Watch baru mencapai 33 resto. Sayang, lanjut Jill, jika banyak wisata mampu menarik pengunjung Muslim yang banyak, tapi mereka tidak nyaman misalkan saat mencari makan.
"Saat ini saja, tenaga kerja Indonesia ada 250 ribu, belum termasuk mahasiswa," kata Jill.