REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Tegar (5), seolah nama itu wajib disandingkan dengannya. Kehidupannya yang pahit sejak dilahirkan menjadikannya harus hidup tegar, setegar karang. Sejak berusia tujuh hari, ibunya lari dari rumah dan meninggalkan Tegar. Ia dibesarkan oleh bapak, nenek dan kakek dari pihak bapaknya. Saat Tegar berusia satu tahun, bapaknya mengalami stroke. Di usia 3 tahun, bapaknya meninggal dunia. Dan setahun sebelumnya, ibu Tegar meninggal dunia, Sejak itu Tegar pun menjadi anak yatim piatu.
Dalam siaran pers Rumah Yatim yang diterima Republika, Senin (12/6) disebutkan nenek dan kakeknya merawat Tegar dengan penuh kasih sayang, mereka kini hidup di rumah berukuran 2,5 X 6, selain kasih sayang dari nenek dan kakeknya dia pun banyak mendapatkan perhatian dari para tetangga. Terkadang saat Tegar mendapat uang dari para tetangga, Tegar langsung memberikannya kepada nenek untuk modal kakeknya yang berjualan balon di sekolah-sekolah.
Hal tersebut, karena Tegar mengetahui neneknya sedang terbelit utang. Menurut neneknya yang disampaikan kepada Rumah Yatim bahwa utang yang dimilikinya kepada rentenir sebesar Rp 1.500.000, setiap bulannya ia harus membayar Rp 250.000, sedangkan penghasilan kakek setiap harinya tidak menentu.
Rumah Yatim Jawa Barat bertemu dengannya dalam acara pembagian parcel lebaran yang dilakukan dari rumah ke rumah di Jl Lemah Hegar RT 05 RW 04 Kel sukapura kec kiaracondong. Saat tim kesana terlihat sebuah rumah yang sangat kecil, setelah masuk tim pun duduk diruang tamu yang hanya muat 3 orang berdesakan. Terlihat pembatas ruangan yakni rak baju yang sudah kusam menghalangi antara kamar dan dapur yang sengaja dibuat bersatu karena sempitnya lahan.
Sesuai maksud dan tujuan, Rumah Yatim pun langsung memberikan parcel lebaran dan uang tunai kepada Tegar yang saat itu sedang duduk disamping neneknya. Mendengar kisah Tegar dari neneknya, Rumah Yatim berencana akan mengangkat Tegar menjadi anak asuh mukim yang tinggal di asrama. Namun, nenek dan kakeknya masih berat menerima tawaran tersebut. Jika masih keberatan, rencananya Tegar akan dijadikan anak asuh non mukim.
Dengan rasa hormat dan terima kasih, nenek Tegar mengungkapkan perasaannya kepada pihak Rumah Yatim. “Terima kasih sudah memberikan perhatian kepada cucu saya, semoga Rumah Yatim bisa terus membantu kami.” Papar nenek Tegar yang melihat rona bahagia Tegar saat menerima parsel lebaran.