REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Keberadaan bilal mayit di Kota Medan dinilai semakin sedikit. Padahal, kehadirannya sangat dibutuhkan dalam upaya menjalankan fardu kifayah terhadap jenazah.
Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, bilal mayit bukanlah profesi kebanyakan, sehingga harus memiliki keahlian khusus sesuai dengan tata aturan Islam dalam pelaksanaanya. "Ironinya, saat ini bilal mayit di Kota Medan sangat minim dan tidak ada regenerasi. Kalau dibiarkan profesi bilal mayit akan semakin sedikit, sementara kebutuhan akan hal tersebut semakin banyak," katanya saat membuka sosialisasi dan pembinaan kepada bilal mayit se-Kota Medan, Senin (29/5).
Dia mengatakan, sosialisasi dan pembinaan yang diberikan kepada bilal mayit itu sangat berguna untuk menambah pengetahuan dalam melaksanakan fardu kifayah. Untuk itulah pembinaan yang dilakukan di setiap kecamatan di kota itu diharapkan tidak hanya diikuti oleh yang sudah menjadi bilal mayit saja, tetapi juga diikuti oleh mereka tertarik dan berkeinginan menggeluti pekerjaan itu. Sehingga jika ada sanak saudara yang kemalangan, maka dapat melakukan fardu kifayah secara mandiri bahkan dapat membantu yang lainnya.
"Profesi ini sangat dibutuhkan masyarakat, sebab tanpa bilal mayit, kita semua akan berdosa karena tidak melaksanakan fardu kifayah dengan baik. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua bilal mayit yang telah menjalankan tugasnya dengan ikhlas selama ini," katanya.
Kepada bilal mayit yang mengikuti sosialisasi dan pembinaan itu nantinya diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapatnya kepada yang lainnya di lingkungan masing-masing sehingga ilmu dalam penyelenggaraan mayat itu dapat tersebar luas. "Apalagi ini merupakan salah satu ajaran Islam yang fardu kifayah yang menjadi wajib walaupun hanya satu orang perwakilan, namun menjadi dosa jika tidak ada satupun orang yang mampu menyelenggarakannya," katanya.