Selasa 23 May 2017 05:20 WIB

Sambangi Beirut, Jangan Lupa Kunjungi Masjid Muhammad Al-Amin

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Mohammad Al-Amin, Beirut, Lebanon.
Foto: Momentaryawe.com
Masjid Mohammad Al-Amin, Beirut, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Muhammad al-Amin berlokasi di pusat Kota Beirut, Lebanon. Masyarakat setempat menamakan rumah ibadah ini sebagai Masjid Biru.

Bangunan masjid ini bermula dari sebuah tempat majelis (zawiya). Puluhan tahun persiapan lahan sebelum akhirnya zawiya yang usianya diperkirakan sejak abad ke-19. Akhirnya, rencana pembangunan sebuah masjid di lokasi itu terwujud. Pada 2008 Masjid Muhammad al-Amin diresmikan.

Salah satu donatornya adalah almarhum Rafik Hariri, mantan perdana menteri Lebanon yang gugur dalam sebuah upaya pembunuhan. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Muhammad al-Amin berlangsung pada November 2002 yang disaksikan oleh putra Rafik Hariri.

Rancang bangun masjid ini mengikuti gaya arsitektur Ottoman. Luas bangunan ini sekitar 11 ribu meter persegi. Kubah berwarna birunya setinggi 48 meter. Empat menara di tiap sudutnya masing-masing setinggi 65 meter. Masjid ini menjadi salah satu bangunan khas ibu kota Lebanon.

Tampilan masjid Muhammad al-Amin menyerupai bangunan khas Turki, Hagia Sophia, di Istanbul. Namun, gaya arsitektur dari zaman kesultanan Mamluk Mesir juga tampak di masjid ini. Bangunan Masjid Muhammad al-Amin terdiri atas empat lantai. Masjid ini didominasi warna krem cerah kecokelatan.

Adapun kubah utamanya dan belahan kubah-kubah di sekitarnya berwarna biru terang.  Bentuk keempat menara yang menjulang di tiap empat sudutnya meniru gaya masjid-masjid Turki Ottoman, yakni menyerupai pensil raksasa. Arsitek masjid ini, Azmi Fakhuri, tidak menyangkal bahwa masjid ini mencontoh salah satu masjid kebanggaan Turki, Masjid Sultan Ahmad di Istanbul.

Bagian dalam masjid ini tidak kurang menakjubkannya. Lantainya dilapisi hamparan permadani merah berkualitas tinggi. Warna merah itu cukup kontras, tetapi serasi dengan warna krem yang melapisi dinding. Langit-langit masjid ini merupakan bagian dalam kubah utama dan setengah-kubah yang mengitarinya.

Terdapat pola-pola geometris yang indah dengan dominasi warna merah. Tepat di tengah-tengah lapisan dalam kubah utama itu, sebuah lampu kristal berukuran besar menggantung dengan anggunnya. Sedikitnya, ada dua lampu kristal yang berukuran lebih kecil di sebelah barat dan timurnya.

Masjid Muhammad al-Amin Beirut terdiri atas dua lantai. Lantai dasar diperuntukkan bagi jamaah pria, sedangkan lantai atas untuk jamaah perempuan. Tangga untuk mencapai lantai dua berada di dekat pintu masuk ruang utama masjid ini. Seperti gaya arsitektur masjid Ottoman pada umumnya, masjid ini menampilkan kesan lapang (spacious).

Lantai dua lebih tepatnya berada di tepian bangunan utama atau berdekatan dengan gerbang-gerbang masuk pada keempat sisi. Adapun masjid ini dihiasi dekorasi kaligrafi dan stalaktit-stalaktit berwarna biru tua. Podium masjid ini terbuat dari kayu dengan ukiran yang khas Ottoman.

Pengunjung akan mendapatkan kesan damai dan dapat dipastikan betah berlama-lama di dalamnya. Karena itu, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga destinasi wisata Islami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement