Ahad 21 May 2017 18:20 WIB

Dai Baitul Mal Hidayatullah Bina Mualaf Suku Togutil

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Dai daerah terpencil (Ilustrasi)
Foto: dok.pppa
Dai daerah terpencil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU -- Program dai tangguh milik Baitul Mal Hidayatullah (BMH) turut menjajaki daerah-daerah pedalaman. Kali ini, program itu mengirimkan dai-dai tangguh ke Suku Togutil.

Melalui rilis yang diterima Republika.ci.id, Ahad (21/5), BMH membagi tantangan demi bisa berdakwah di suku yang hidup di pedalaman hutan Halmahera Timur, Maluku Utara. Terlebih, sebagian besar penduduknya ternyata masih belum mengenal agama.

Untuk perjalanan menuju, hutan dai-dai membutuhkan waktu tempuh sekurang-kurangnya satu pekan perjalanan kaki. Suku ini sendiri memang hidup secara berkelompok-kelompok, dengan sistem hidup yang memang nomaden atau berpindah pindah.

Setelah mendapatkan jejak Suku Togutil, dai-dai masuk menyusuri hutan luas selama berpekan-pekan. Tentu, semua itu harus dilewati dai-dai dengan kondisi tidak ada signal, berjalan kaki naik dan turun gunung dan kadang sehari penuh harus menahan lapar.

Akhirnya, dai-dai berhasil bertatap wajah langsung dengan orang-orang suku ini. Ternyata benar, penduduknya memang hidup berkelompok-kelompok dan juga berpencar-pencar. Satu kelompok warga berisikan sekitar 20 orang, tapi kadang sampai 70 orang.

Meski begitu, sebagian besar mereka merasa senang dengan kehadiran dai-dai tangguh, dan banyak orang tua suku ini yang ingin menitipkan anak-anak untuk dibina dan disekolahkan. Saat ini, jumlah warga Suku Togutil yang telah memeluk Islam sebanyak 17 orang.

Mereka telah mendapatkan pembinaan berupa pendidikan agama, keterampilan bercocok tanam dan berternak. Namun, para mualaf ini masih butuh sejumlah keperluan primer seperti tempat tinggal dan pakaian, atau kebutuhan menjalani keterampilannya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement