REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa Pancasila hakekatnya adalah rumusan untuk mewujudkan nilai-nilai agama bagi masyarakat Indonesia yang religius dalam berbangsa dan bernegara. Karenanya, Pancasila tidak bertentangan dengan agama.
Semua isi Pancasila, tidak ada yang bertentangan dengan agama. Karenanya, tidak ada alasan untuk menghadap-hadapkan Pancasila dengan agama, tegas Menag saat menjadi Pembicara pada Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9, di Gedung Stovia, Jakarta, Rabu (17/05).
Diskusi ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo. Selain Menag, narasumber lainnya adalah Menkopolhukam Wiranto. Diskusi ini mengangkat tema: Memperteguh Ke-Indonesiaan. Menag mempresentasikan makalah dengan judul Membumikan Agama, Meneguhkan Indonesia Kita.
Menurut Lukman, sebagai dasar negara, Pancasila digali dari dalam negeri, karenanya sangat sesuai dengan Masyarakat Indonesia. "Bung Karno, menggali Pancasila dari Bumi Nusantara ini. Pancasila merupakan hasil komitmen dari berbagai keragaman kita, dan kita terikat atasnya," ujar dia.
Dikatakan Lukman, bahwa bentuk NKRI sudah final. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah berganti menjadi serikat dan itu gagal. Pemberontakan yang mengatasnamakan ideologi lain juga gagal.
Sebelumnya, Menkopulhukam Wiranto memaparkan materi tentang Kebijakan, Strategi, dan Langkah-Langkah Pemerintah Bidang Politik dan Keamanan. Kata dia, sebuah negara selain mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintahan, harus pula mendapat pengakuan dunia internasional. "Dan kita, sejak dideklarasikan pada 17 Agustus 1945, telah sah menjadi (sebuah) Negara," kata mantan Panglima TNI ini.
"Setelah sah, kita mencari bentuk negara. Para pendahulu akhirnya memutuskan NKRI sebagai pilihan. Sebuah negara republik yang berbentuk kesatuan," sambungnya.
Wiranto mengatakan, para pendahulu bersepakat untuk tidak mendirikan negara Islam, namun, nilai-nilai agama, nilai-nilai keislaman, dimasukkan, dalam langkah menuju tujuan tersebut. "Maka Pancasila menjadi pilihan tepat sebagai way of life negara kita ini. Meski bukan ajaran Islam, Pancasila mengandung roh keislaman," tegas Wiranto.
Wiranto menambahkan, Pemerintah mempunyai kewajiban dan sedang bekerja keras agar 4 pilar kebangsaan dipahami masyarakat, dan diamalkan. Dia menilai bahwa mayoratis masyarakat mencintai Pancasila. "Tugas negara adalah melakukan hal-hal strategis Pemantapan Bela Negara, yang di masa lalu seperti GBHN, dengan model yang beda tentunya," tandasnya.