Kamis 11 May 2017 21:21 WIB

Al-Kitab, Buku Pedoman Keagamaan Muslim Tatar

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuskrip kuno itu bernama al-Kitab. Ini sebuah buku yang sangat luar biasa dan dipandang sebagai warisan berharga milik etnis Muslim Tatar di Belarusia. Di dalamnya berisi segala hal tentang tradisi keagamaan etnis tersebut.

Seluruh kisah dituangkan dalam bentuk cerita fabel dan petualangan. Sejarawan bernama Niesciarovich dalam tulisannya berjudul The Unique Highlight of the Belarusian Language memperkirakan, al-Kitab ditulis antara abad 14-15.

Pada masa itu, etnis Tatar memulai kehadiran di Belarusia. Mereka ingin terus mempertahankan identitas asal. Tapi, seiring perjalanan waktu, budaya dan tradisi Belarusia terserap, bahkan sebagian kaum Tatar mulai melupakan bahasa mereka.

Hal itu membuka mata, terutama agar masalah serupa tidak terjadi pada agama yang dianut. Ketakwaan terhadap Islam tidak boleh hilang sehingga harus tetap dijaga dengan segala upaya.

Kitab suci Alquran diterjemahkan ke dalam bahasa Belarusia. Selain itu, beberapa naskah dan teks keislaman juga dialihbahasakan. Demikian pula buku yang mengisahkan kultur maupun budaya etnis Tatar yang bernuansa Islam.

Buku-buku terjemahan tersebut kemudian dirangkum serta diberi judul al-Kitab. Seperti dikemukakan sebelumnya, narasinya ditulis dalam bentuk fabel, petualangan, atau ritual. Ada pula puisi yang memuliakan Rasulullah SAW bertajuk Meradj.

Tak hanya itu, ada pula cerita sarat moral dan etika. Misalnya, tentang kewajiban berbakti kepada orang tua, memuliakan tamu, menyayangi anak yatim piatu, dan banyak lagi. Beberapa buku selain al-Kitab juga tak kalah penting.

Antara lain kitab tafsir Alquran dalam bahasa Belarusia dan Polandia, tejvijs atau aturan membaca Alquran, serta hamail, yakni buku panduan shalat. Teks-teks tersebut sangat penting untuk membina keimanan dan identitas Islam warga etnis Tatar.

Studi terhadap al-Kitab semakin intensif pada abad 19. Bukan hanya umat Muslim, melainkan pula oleh ilmuwan non-Muslim. Salah satunya, yakni Mukhlinsky, seorang profesor dari Universitas Petersburg. Dia menuangkan hasil penelahaannya pada artikel berjudul The Research on the Origin and State of the Lithuanian Tatars.

Naskah ilmiah itu diterbitkan sekitar tahun 1857. Kegiatan penelitian terhadap al-Kitab dimulai lagi pada awal abad 20 oleh sejumlah ilmuwan, seperti Janka Stankevic, Luckievic, J Karski, Kraczkouski, serta AK Antanovicz.    

Nama terakhir menuliskan hasil kajiannya pada buku berjudul Belarusian Texts in Arabic Script pada tahun 1968. Ia memberikan penjelasan rinci tentang beragam aspek, misalnya, bahasa dan membuat perkiraan kapan naskah itu dituliskan.

Al-Kitab ditulis dari kanan ke kiri, bukan dari kiri ke kanan. Hal ini serupa dengan bentuk tulisan Arab, juga Belarusia lawas. Jumlah halaman sekitar 700 hingga 1.000 halaman. Menurut Niesciarovich, bahasa yang digunakan masih sangat sederhana sehingga mudah dipahami.

Beberapa istilah Arab juga terdapat pada al-Kitab, terutama mengenai ritual keagamaan. Misalnya, mengenai ibadah shalat, doa, salam, dan lainnya. Banyak istilah bahasa Arab itu yang tidak diterjemahkan ke bahasa Belarusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement