REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik menuturkan, lima negara telah menyepakati mekanisme demi memperbaiki stabilitas regional. Lima negara itu di antaranya Turki, Pakistan, Qatar, Malaysia, dan Indonesia.
"Saya pikir mekanisme itu juga akan memberikan kontribusi kepada stabilitas kawasan dan ketenangan dunia," kata Isik di pameran industri pertahanan di Istanbul, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (10/5).
Sedangkan, Aliansi Muslim terbentuk saat digelat pameran maritim dan dirgantara di Kuala Lumpur bulan Maret lalu. Aliansi Muslim itu akan fokus kepada pertahanan untuk meneksploitasi cara-cara meningkatkan keamanan.
Isik menambahkan, model itu akan memberi contoh negara lain untuk diikuti. Kesepakatan Kuala Lumpur menekankan hubungan pertahanan antara negara-negara mitra, utamanya persatuan di kalangan umat Islam.
Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, lewat sebuah pernyataan menekanakan persatuan itu akan fokus menghadapi tantangan keamanan yang ada saat ini seperti radikalisme, ekstrimisme dan terorisme.
Skema yang diusulkan akan melibatkan kolaborasi antara industri pertahanan, militer, dan fokus ke pemeliharaan perdamaian dan bantuan kemanusiaan. Inisiatif ini akan meningkatkan kerjasama perbaiki kesalahpahaman tentang Islam.
Akhir tahun ini, sebuah pertemuan antara menteri-menteri dari lima negara dijadwalkan akan dihelat di Qatar.