Selasa 02 May 2017 14:34 WIB

HTI Pertanyakan Rencana Pembubaran Ormasnya

Rep: Mabruroh/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini salah satu ormas keagamaan tengah dikaji keberadaannya. Bahkan, rencana pembubaran ormas tersebut tengah dibincangkan di Kementrian Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan.

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan ormas yang dimaksudkan tengah dibahas keberadaannya. HTI dianggap menyebarkan dakwahnya dengan memberi seruan konsep khilafah.

Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto mengaku, heran dengan rencana pembubaran organisasinya. Menurutnya, selama ini, tidak ada pemasalahan HTI dengan masyarakat maupun dengan pemerintah.

"Kami merasa sangat heran. Kami bertanya-tanya ada masalah apa dengan Hizbut Tahrir," kata Ismail melalui sambungan telepon kepada Republika.co.id, Senin (2/5).

Ismail menuturkan, selama HTI berdakwa yang dibawa adalah ajaran tentang Islam. Tidak ada sekalipun, kata dia, materi yang disampaikan keluar dari ajaran Islam.

"Dakwah yang kami, selama ini, menyangkut ajaran Islam. Tidak ada yang tidak ajaran Islam. Entah itu namanya syariah, khilafah, al-Liwa, ar-Rayah, apapun semua itu adalah ajaran Islam," ujarya.

Seharusnya, sebagai umat Muslim, sambung dia, mendukung kegiatan dakwa tersebut, bukan justru menganggap kegiatan dakwah sebagai kegiatan yang dilarang. HTI juga, menurutnya, selama berdakwa selalu tertib dan tidak pernah menggunakan kekerasan.

Karena bagian dari prinsip HTI adalah berdakwa dengan damai dan nonkekerasan. Penyataannya itu, menurutnya, bisa dibuktikan dalam catatan kepolisian.

"Dalam catatan kepolisian pun tidak ada (membuktikan) bahwa HTI dalam dakwahnya menimbulkan keributan atau menggangu ketertiban umum itu tidak pernah. Karena itu, kita malah bertanya-tanya apa kesalahan HTI sehingga ada pikiran dan rencana (pembubaran) itu," ungkapnya.

Dia juga menambahkan, bahwa tidak ada perbuatan lainnya yang dilakukan ormas HTI yang merugikan negara. Seperti menjual aset negara, korupsi, ataupun melakukan huru hara.

Saat ditanyakan apakah ada upaya yang akan dilakukan oleh HTI terkait rencana penghilangan secara permanen, Ismail mengaku, tidak ada upaya apapun. Alasannya, karena mereka tidak melakukan kesalahan apapun sehingga tidak perlu memberikan respons dan hanya menunggu.

"Kami hanya bisa menunggu apa yang hendak dilakukan pada kami. Karena kami merasa tidak punya salah apa-apa. Kalau orang tidak merasa salah, kan musti apa. Ya kan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement