Selasa 02 May 2017 05:51 WIB

Denyut Islam di Kolombia

Muslim Kolombia.
Foto: IST
Muslim Kolombia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kolumbia, sebuah negara yang juga akrab dengan tradisi sepak bola ini ternyata juga dihuni oleh penduduk yang beragama Islam. Jumlahnya mencapai 85.908 jiwa atau sekitar 0,1 persen dari total penduduk Kolumbia yang berjumlah sekitar 44 juta orang. Islam pertama kali masuk ke Kolumbia pada 1948.

Kebanyakan Muslim Kolumbia adalah para imigran dari Lebanon, Suriah, dan Palestina. Mereka datang ke Kolumbia sekitar 1880-an hingga 1960-an. Mereka datang karena perang dan konflik yang terjadi di Timur Tengah, lalu mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain dibandingkan di tempat asal mereka.

Kebanyakan para imigran Muslim generasi pertama ini merupakan pemeluk Islam yang taat, jika dibandingkan generasi kedua dan ketiga. Muslim generasi pertama sebagian besar masih berbicara dalam bahasa Arab antara satu dan yang lainnya. Masuknya imigran Arab ke Kolumbia ini kemudian melahirkan sebuah komunitas Muslim di sana. Meskipun sebelumnya, Islam dan dunia Arab Muslim juga telah memberi pengaruh kepada masyarakat Kolumbia. Mereka menjadi diskursus politik dan berpengaruh pada budaya populer.

Mengutip Wikipedia, sejumlah kalangan menunjuk masuknya kultur Arab ke Kolumbia terjadi pada telenovela El Clon. Kultur Arab yang masuk ke dalam ranah budaya populer lainnya melekat pada bintang Kolumbia, Shakira, yang memiliki darah Lebanon-Kolumbia. Seiring dengan waktu, populasi umat Islam di negeri ini mengalami peningkatan. Pertumbuhan populasi Muslim di Kolumbia, antara lain karena perkawinan. Sebagian lainnya menjadi Muslim setelah mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya.

Umumnya mereka yang masuk dalam kategori kelompok terakhir ini sempat mengalami keragu-raguan akan trinitas dalam agama Katolik yang mereka anut sebelumnya. Pertanyaan ini justru terjawab dalam Islam yang menyatakan Isa sebenarnya adalah utusan Allah. Alasan logis ini membuat mereka semakin tertarik akan Islam. Sebagai negara yang berbahasa resmi Spanyol, kedekatan budaya antara Muslim Kolumbia dan Spanyol juga tampak. Misalnya pada warisan kulinernya.

Beberapa tahun terakhir, Muslim Kolumbia semakin terbuka untuk memperlihatkan identitas mereka. Apalagi Pemerintah Kolumbia tidak lagi menjadikan Katolik sebagai agama resmi negara meski 90 persen penduduknya penganut Katolik.Pemerintah Kolumbia juga memberikan kebebasan bagi Muslim untuk menjalankan keyakinannya. Pemerintah mengizinkan umat Islam mengembangkan sejumlah pusat kegiatan Islam yang tersebar di sejumlah kota besar di Kolumbia.

Sejumlah pusat kegiatan Islam yang menyatu dengan masjid, di antaranya ditemukan di Bogota, San Andres, Guajira, Nari, dan Santa Marta. Tak hanya itu, mereka juga memiliki sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama sendiri, yaitu di Bogota dan Maicao.

Disarikan dari Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement