REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa bersama PTTEP (PTT Exploration and Production Publikc Company Limited) memberikan penghargaan kepada pendiri Klinik Bank Sampah, Mawarti Arumi dan suaminya Saprulla, sebagai salah satu pejuang kesehatan pada masyarakat pra sejahtera di daerah mereka.
Program pejuang kesehatan merupakan langkah apresiasi Dompet Dhuafa bersama perusahaan tambang minyak asal Thailand tersebut, PTTEP. Kompetsisi pejuang kesehatan, menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati hari ulang tahun Gerai Sehat Rorotan ke-2.
Gerai Sehat Rorotan sendiri adalah klinik pelayanan kesehatan gratis yang dimiliki Dompet Dhuafa bekerja sama dengan PTTEP. Klinik yang sudah berusia 2 tahun tersebut digratiskan khusus untuk dhuafa.
General Manager PTTEP, Titi Thongjen menjelaskan, proses pemilihan pejuang kesehatan memiliki mekanisme yang rumit serta memakan waktu cukup lama. Publikasi program pejuang kesehatan dilakukan pada 1 Desember lalu, dari 109 peserta di seluruh nusantara, terpilih tiga terbaik yang tersebar di 3 wilayah, yakni Jawa Barat, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Barat.
"Para pejuang kesehatan yang terpilih adalah orang-orang yang terbukti mampu meberikan kontribusi nyata untu masyarakat. Kriteria yang harus mereka penuhi untuk dapat terpilih sebagai pejuang kesehatan salah satunya yaitu durasi program yang dijalankan harus sudah berjalan minimal 4 tahun," katanya dalam acara penghargaan Pejuang Kesehatan di Gedung Imeri Universitas Indonesia, Salemba, Sabtu (29/4).
Titi menjelaskan, kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan anugerah tersebut adalah dengan program yang unik, menginspirasi dan memiliki kontribusi terhadap masyarakat sekitar. Selain hal-hal yang disebut, kata dia, yang tak kalah penting adalah sifat orisinalitas dari program yang dibuat.
Acara tersebut digelar di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu (29/4). Peserta terbaik peraih penghargaan pejuang kesehatan, yakni Miwarti Arumi merasa bangga atas apresiasi yang diberikan Dompet Dhuafa dan PTTEP pada perjuangan dirinya dan suaminya di Desa Baruga.
Miwarti mendirikan Klinik Bank Sampah di Desa Baruga, Kecamatan Uepay, Kabupaten Konewa, Sulawesi Tenggara. Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mendirikan klinik bank sampah tersebut Mawarti tekuni bersama suaminya, Saprulla dari tahun 2010 silam.
Ide membuat klinik bank sampah berawal dari pekerjaan suaminya yang saat itu bertugas di Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Persampahan kota Kendari. Miwarti yang seyogyanya adalah seorang dokter diberikan usul oleh suaminya agar tidak memberatkan pasien, bagaimana jika pasien membayar jasa pengobatan dengan sampah.
Awalnya banyak yang tidak percaya yang dilakukan suami-istri tersebut. Namun, dari mulut ke mulut, pasien mulai berdatangan. Akhirnya, ibu satu anak ini mendirikan Klinik Bank Sampah dengan merangkul komunitas Lansia (Lanjut Usia) di sekitar kampung tersebut.
"Komunitas Lansia, Awalnya 20 orang. Sekarang sudah 1.800 orang yang ikut di klinik kami," katanya pada awak media sambil memegang tropi penghargaan Pejuang Kesehatan.
Minarti menjelaskan, Klinik Bank Sampah miliknya bukan hanya memberikan pelayanan pengobatan dengan bayaran sampah saja. Klinik tersebut, kata dia, didedikasikan untuk merawat kesehatan masyarakat sekitar, dan memberikan efek positif bagi lingkungan sekitar agar terlihat bersih dari sampah.
Selain kegiatan-kegiatan pemeriksaan kesehatan, minarti mengatakan, ada kegiatan lainnya, seperti penyuluhan kesehatan untuk hidup bersih dan sehat. "Home visit untuk masyarakat yang kesulitan berobat ke klinik, kita datangi," ujarnya.
Minarti berharap, dengan adanya program ini, banyak masyarakat yang terinspirasi dan tergerak untuk membantu masyarakat pra sejahtera mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik. "Ada kepuasan tersendiri, kebahagiaan tidak bisa diukur dengan uang," pungkasnya.