Sabtu 29 Apr 2017 16:15 WIB

Berprasangka Baik kepada Allah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Allah/Ilustrasi
Allah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, masjid yang menggelar kajian Islam secara rutin tiap akhir pekan cukup banyak jumlahnya. Salah satunya adalah Masjid Raya Pondok Indah yang terletak di Jl Sultan Iskandar Muda No 1 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Masjid itu secara teratur mengadakan kuliah duha setiap Sabtu pagi.

Dalam kuliah duha yang diselenggarakan pada Sabtu (22/4) pekan lalu, masjid itu menghadirkan Ustaz Agus Salahudin sebagai pemateri. Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Mang Agus itu mengupas betapa manusia di setiap waktu dalam kehidupannya tidak akan pernah lepas dari ketergantungan kepada Allah SWT.

"Segala aktivitas yang kita lakukan di dunia ini sepenuhnya karena izin dari Allah SWT. Seperti saat bernapas, misalnya. Kita tidak akan dapat menghirup oksigen hari ini kalau memang bukan karena pertolongan dan kehendak-Nya," ujar Agus membuka kuliahnya.

Sayangnya, kata dia, tidak jarang manusia lupa kepada Tuhannya di waktu-waktu tertentu. Mereka bisa saja tidak ingat kepada Allah di saat mendapatkan kesenangan. Mereka pun bisa lupa kepada Sang Pencipta di kala susah. Ada pula yang justru memiliki prasangka yang tidak baik kepada Allah ketika mengalami masa-masa sulit. Padahal, Allah itu memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sehingga tidaklah patut bagi manusia untuk menilai Tuhannya dengan cara yang buruk.

"Dalam kondisi apa pun, kita semestinya tetap berprasangka baik terhadap Allah SWT. Terutama, di saat kita memohon sesuatu kepada-Nya, kita harus yakin bahwa Allah akan mengabulkan hajat kita," ucap Agus. Dia menuturkan, prasangka seorang hamba kepada Tuhannya tidak bisa dianggap remah begitu saja. Sebab, prasangka tersebut sejatinya juga akan menjadi dasar penilaian balik Allah terhadap hamba-Nya.

Dalam satu hadis qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku di dalam keadaan sendirian, niscaya aku juga akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku di dalam sebuah kelompok, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik daripada mereka."

Masih dalam hadis yang sama, Allah berfirman, "Apabila seorang hamba mendekati-Ku dalam jarak sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepada-Ku dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari kecil," (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Agus mengatakan, di setiap kehidupan manusia selalu ada kuasa dari Allah yang mengatur dan mengawasinya. Untuk itu, kita wajib berprasangka baik kepada-Nya. Caranya adalah dengan memasrahkan diri serta menggantungkan seluruh hidup dan mati kita hanya kepada Allah SWT semata. "Ketika kita makan, kita harus yakin bahwa makanan yang masuk ke dalam tubuh kita memiliki nilai baik dari Allah SWT. Begitu pun dengan setiap air yang kita minum, kita harus yakin air itu akan membawa kebaikan bagi diri kita," tutur dia.

Ketika seorang hamba sakit, kata Agus, kuasa Allah SWT selalu menyertainya. Seperti di saat kita menghadapi demam influenza, misalnya. Allah mengatur suhu badan kita sedemikian rupa sebagai bentuk respons daya tahan tubuh kita dalam melawan penyakit. Bahkan, ketika kita pilek hingga mengeluarkan ingus pun, itu juga tidak terlepas dari bentuk kasih sayang Allah kepada kita. "Di saat mengeluarkan ingus, pada saat yang sama kita juga mengeluarkan kuman dari hidung yang menyebabkan timbulnya penyakit. Di sinilah letak kebesaran Allah SWT yang harus kita syukuri," ungkap Agus.

Di akhir materinya, Agus berpesan kepada jamaah kuliah duha di Masjid Raya Pondok Indah agar senantiasa menjaga prasangka baik kepada Allah SWT. Dengan begitu, Allah akan melindungi setiap gerakan mereka di mana pun dan kapan pun.

"Salah satu kunci untuk membiasakan berprasangka baik kepada Allah adalah dengan mengingat-Nya setiap waktu. Tentu saja, untuk bisa membiasakan diri mengingat Allah SWT itu kita harus istiqamah mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim sebelum memulai segala sesuatu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement