Ahad 23 Apr 2017 18:41 WIB

Kajari Tangerang Sosiasliasi Pakem Antisipasi Aliran Sesat

Demo menuntut pembubaran aliran sesat (ilustrasi).
Foto: Antara/Rahmad
Demo menuntut pembubaran aliran sesat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Aparat Kejaksaan Negeri (Kajari) Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan sosialisasi mengenai Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) sebagai antisipasi keberadaan aliran sesat. "Kami sudah beberapa kali menggelar dan diharapkan warga untuk segera melaporkan bila ada kegiatan mencurigai di tengah masyarakat," kata Kepala Kajari Tigaraksa Firdaus, Ahad (23/4).

Piaknya melakukan deteksi dini lingkungan menyangkut keberadaan dugaan aliran sesat di Kecamatan Teluknaga, Kronjo maupun di Solear. Sosialisasi Pakem salah satunya untuk menghindari tindakan anarkis karena aliran tersebut yang dianggap meresahkan warga sekitar.

Masalah itu, sehubungan belakangan ini, tiga aliran yang diduga sesat meresahkan warga Kabupaten Tangerang, di antaranya di Kecamatan Solear oleh ASI (45 tahun) seorang ustad setempat dengan aksi menggandakan uang. Ada aliran di Kecamatan Kronjo karena ada pengikut yang mengitari kolam setelah shalat dan itu dianggap telah menunaikan ibadah haji.

Aliran terakhir yang diduga sesat adalah di Kecamatan Teluknaga dengan pemimpin Sht (50) dengan cara merekrut warga secara senyap melalui perguruan CB.

Aparat Polresta Tangerang telah menetapkan ASI sebagai tersangka dan dijerat pasal 378 KUHP ancaman hukuman empat tahun dan UU No.8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang ancaman maksimal 20 tahun penjara.

ASI mempunyai murid sekitar 130 jamaah. Selain mengajarkan pengajian kepada jamaah, ASI juga berupaya meminta uang dengan alasan sukarela berkisar Rp500 ribu hingga Rp190 juta tiap jamaah. Uang tersebut dengan alasan semula untuk modal usaha dan diberikan kembali secara berlipat setelah berhasil.

Menyangkut perguruan CB bahwa aparat Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkab melakukan pemantauan secara rutin di Kecamatan Teluknaga. Firdaus menambahkan, telah berkoordinasi dengan berbagai elemen warga dan instansi lain agar tidak terjadi gesekan keberadaan perguruan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement