REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang dibuka Presiden, Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Grand Sahid Jaya pada Sabtu (22/4). Di dalam Kongres Ekonomi Umat akan membahas dan melahirkan cara untuk mengatasi kesenjangan ekonomi.
Ketua Umum MUI, Kiai Ma'ruf Amin mengatakan, tema kongres ini Arus Baru Ekonomi Indonesia. Jadi, meski kongres ini bicara tentang umat, kalau temanya Indonesia berarti untuk semuanya. Tapi, MUI memulainya dari umat terlebih dahulu.
"Umat kita yang memang sangat lemah ini yang kita angkat supaya tidak terjadi kesenjangan," kata Kiai Ma'ruf kepada Republika.co.id di sela-sela Kongres Ekonomi Umat, Sabtu (22/4).
Kongres ini, dikatakan dia, jika perlu akan diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Jadi, kedepannya mungkin MUI akan menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat setiap tahun. MUI akan terus mendorong, bermitra dengan pemerintah dan memberi masukan pada pemerintah untuk membantu umat.
Ia mengungkapkan, kongres ini juga diharapkan dapat menjadi penguatan ekonomi masyarakat kecil dan menengah. Selain itu, diharapkan juga terjadi kemitraan dan redistribusi aset yang bisa dilaksanakan sesegera mungkin.
"Ada namanya aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, mengenai rancangan ekonomi menyeluruh sebagai arus baru yang melakukan perubahan secara menyeluruh," ujarnya.
Ia menambahkan, nanti hasil kongres akan disampaikan. Jadi, akan ada sebuah rancangan seperti panduan yang menjadi hasil dari kongres, namun detailnya akan didiskusikan nanti. MUI juga melibatkan konglomerat dalam kongres ini.
Kiai Ma'ruf menegaskan, tadi Presiden Jokowi menantang kongres ini agar menghasilkan masukan untuk pemerintah. Jadi, bukan hanya mengeluh, MUI melakukannya sampai pada membuat perencanaan dan panduan untuk kebaikan Indonesia.