Selasa 18 Apr 2017 17:43 WIB

Nabi-Nabi yang Diutus di Mesir

Piramida Mesir
Foto:
Sumur Nabi Yusuf (Ilustrasi)

Nabi Yusuf AS adalah putra Nabi Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim AS bin Azar bin Nahor bin Serug bin Rehu bin Peleg bin Eber bin Selah bin Arpakhsad bin Sam bin Nuh. Hal itu dijelaskan Al-Maghluts.

Nabi Yusuf AS adalah saudara kandung Bunyamin dari istri Ya’kub yang bernama Rahel. Sebagaimana diketahui, Ya’kub memiliki 11 orang saudara yang berlainan ibu. Menurut riwayat, Yusuf diutus sekitar tahun 1550 SM.

Yusuf terkenal dengan sifat ‘iffah (menjaga kesucian), amanah, hilm (tidak emosional), sabar, dan lapang dada. Namun, saudara-saudara seayah suka memusuhinya. Hal ini disebabkan sang ayah, Ya’kub AS, sangat menyayanginya sehingga menimbulkan kecemburuan dari saudara-saudaranya.

Yusuf dikaruniai oleh Allah SWT dengan wajah yang sangat tampan. Bahkan disebut-sebut, tak ada orang yang setampan Yusuf. Rasul SAW pernah bersabda, sesungguhnya ketampanan Yusuf sangat luar biasa. Ia tampan luar dalam, yakni fisiknya bagus dan hatinya juga baik. Akibatnya, istri amir Mesir yang bernama Zulaikha tergoda padanya.

Allah memberikan sejumlah keistimewaan kepada Yusuf AS. Di antaranya, mampu menafsirkan mimpi dan memiliki sifat pemaaf. Bahkan, ketika berkuasa pun, ia tidak semena-mena dengan bawahannya.

Karena kecerdasan dan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi sang raja, Nabi Yusuf diangkat oleh menjadi ekonom kerajaan Mesir. Pada masa kepemimpinannya, ia mengendalikan kondisi ekonomi Mesir sehingga Mesir selamat dari masa paceklik yang terjadi di berbagai wilayah.

Saat masa paceklik itu, Nabi Yusuf memerintah masyarakat Mesir agar benih gandum yang telah dipetik tetap dipertahankan di tangkainya untuk disimpan. Hal ini kemudian diteliti oleh Prof Dr Abdul Majid Balabid dari Univesitas Wajdah, Maroko. Dalam penelitiannya, Prof Abdul Majid menyimpulkan bahwa biji gandum yang dipetik dan masih berada di tangkainya tidak mengalami perubahan apa pun, baik isi, unsur kandungan, maupun kemampuannya untuk tumbuh, kecuali hanya sedikit kehilangan kandungan unsur air.

Sebaliknya, biji gandum yang dipetik, tetapi dilepaskan dari tangkainya akan mengalami kehilangan kandungan air sebesar 20,3 persen dalam setahun, 32 persen dalam dua tahun, serta mengalami kehilangan kemampuan untuk tumbuh.

Selain itu, pada masa Yusuf ini, sudah berlaku sistem jual beli dengan mata uang dirham. Dan, mereka menjual Yusuf dengan harga, yaitu beberapa dirham saja, lalu mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.” (QS Yusuf [10]: 20). n

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement