Kamis 13 Apr 2017 18:30 WIB

Perang Tabuk dan Kemunculan Orang-Orang Munafik

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabuk saat itu bercuara panas. Pasukan Muslim tengah bersiap menghadapi perang besar. Namun, di sinilah ujian Allah. Dengan kondisi demikian itu, Allah akan menunjukkan siapa saja di antara kaum Muslimin yang berlaku munafik dan beriman kepada Allah.

Orang-orang munafik berkata kepada sebagian yang lain, Janganlah kalian berperang di musim panas.” Sementara itu, sebagian yang lain datang kepada Rasulullah SAW menyatakan, Berilah izin kepadaku dan janganlah kamu menjerumuskan aku ke dalam fitnah. Demi Allah, kaumku tidak mengenal orang yang lebih mengagumi wanita selain daripada aku. Aku khawatir tidak dapat bersabar melihat wanita yang berambut pirang.” 

Rasulullah SAW berpaling darinya dan memberikan izin kepadanya. Dalam pada itu, Abdullah bin Ubay bin Salul telah berkemah di sebuah tempat di Madinah bersama kelompok pendukung dan sekutunya. Ketika Rasulullah SAW bergerak menuju Tabuk, ia (Abdullah bin Ubay) bersama rombongannya tidak bersedia berangkat bersama Nabi SAW.

Di antara ayat Alquran yang diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang munafik ini adalah:Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah SAW, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah, Api neraka jahanam itu lebih panas, jika mereka mengetahui.” (QS At-Taubah [9]: 81).

Di antara mereka ada orang yang berkata, Berikanlah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” (QS At-Taubah 49).

Sedangkan kaum Muslimin datang kepada Rasulullah SAW dari setiap pelosok. Dalam menghadapi peperangan ini Rasulullah SAW telah mengimbau orang-orang kaya agar menyumbangkan dana dan kendaraan yang mereka miliki sehingga banyak di antara mereka yang menyerahkan harta dan perlengkapan. Usman RA menyerahkan 300 keping uang sebanyak 1.000 dinar yang diletakkan di kamar Rasulullah SAW. Sedangkan Abu Bakar RA menyerahkan semua hartanya dan Umar RA menyerahkan separuh dari hartanya.

Beberapa orang dari kaum Muslimin yang dikenal dengan panggilan al-Buka‘un (orang-orang yang menangis) datang kepada Rasulullah SAW meminta kendaraan guna pergi berjihad bersamanya, tetapi Nabi SAW menjawab mereka, Aku tidak punya kendaraan lagi untuk membawa kalian.” Kemudian mereka kembali dengan meneteskan air mata karena sedih tidak dapat ikut serta berjihad.

Rasulullah SAW keluar bersama sekitar 30 ribu personel kaum Muslimin. Di antara kaum Muslimin ada beberapa orang yang tidak ikut berperang, bukan karena ragu dan bimbang, yaitu Ka’ab bin Malik, Murarah bin Ar Rabi’, Hilal bin Umaiyah, dan Abu Khaitsamah. Mereka ini seperti dikatakan oleh Ibnu Ishaq adalah orang-orang yang jujur dan tidak diragukan lagi keislaman mereka. Hanya Abu Khaitsamah yang kemudian menyusul Rasulullah SAW di Tabuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement