REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta, Makmun al-Ayyubi, berharap agar semua umat beragama di Indonesia tidak menviralkan hoax yang banyak beredar di media sosial. Apalagi, hoax tersebut berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Makmun mengatakan, menjelang Pilkada DKI putaran kedua yang akan digelar 19 April mendatang, semua masyarakat harus menjaga rasa persatuan dan tak terpecah belah. "Saya berharap semua umat beragama tabayyun ya, klarifikasi, jangan percaya begitu saja terhadap hoax. Karena ini bisa memanaskan Pilkada," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/4).
Menurut dia, persoalan SARA tersebut masih bersifat umum, sehingga masing-masing umat harus mendapat pembinaan terkait hal ini. Dia mencontohkan, seperti halnya ketika seorang kiai yang menyampaikan cermahnya sesuai ayat Alquran tidak serta merta disebut telah menyebarkan SARA. "Kita kan mengedapankan kesejukan dalam berdakwah," ujarnya.
Makmun mengajak kepada masyarakat Jakarta untuk selalu menciptakan suasana yang sejuk dalam proses Pemilihan Guberbur DKI Jakarta kali ini, sehingga masyarakat dapat hidup aman dan nyaman. Kata dia, warga Jakarta harus tetap saling mengharagai walaupun berbeda pilihan.
Untuk meredam isu SARA di Ibu Kota, menurut dia, KPU dan Bawaslu mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penyelanggara Pilkada. Karena itu, kata dia, keduanya harus tanggap dengan hal-hal yang dapat memicu perpecahan.
"Sekarang kan gampang kan menyulut dengan menyebarkan berita-berita kurang jelas, atau ada yang disengaja kan barang kali. Pokoknya jangan viralkan yang bisa memicu perpecahan," katanya.
Makmun menambahkan, agama Islam merupakan agama yang membawa kedamaian dan ketenangan bagi masyarakat. Karena itu, ia juga meminta umat Islam untuk menghargai pilihan politik masing-masing dengan keyakinan masing-masing juga. "Saya kita Islam agama yang sejuk lah ya dalam berdakwah. Islam membawa ketenangan dan kedamaian," ujarnya.