Ahad 09 Apr 2017 19:55 WIB

Pernyataan Kiai Mutawakil dalam Istighosah Kubro Harlah NU Ke-94

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agus Yulianto
Ketua PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah (kanan) (Ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah (kanan) (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah menyampaikan beberapa pernyataan penting dalam maklumat syuriyah PWNU Jatim pada Istighosah Kubro Harlah NU ke-94. Pernyataan tersebut terkait dengan agama, bangsa dan umat.

"Pertama, menjaga umat dari hal-hal yang merusak (hifdzud Din 'amma yufsid) adalah wajib, sebagaimana sebelumnya dilakukan oleh para ulama," kata Mutawakkil, Ahad (9/4).

Kedua, lanjut Mutawakkil, menjaga negara dari hal-hal merusak tatanan (Hifdzil Daulah 'Amma Yufsid) adalah waib. Karena, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harta terbesar bangsa dan negara.

Selanjutnya, menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran (amr bil-ma'ruf wa nahy 'anil munkar) wajib ditegakkan secara bijaksana untuk menjunjung tinggi marwah agama dan martabat manusia demi kemajuan bangsa dan negar.

Keempat, pernyataan Mutawakkil, menyinggung persoalan pemimpin bangsa dan negara wajib menjalankan amanah dan menegakkan keadilan secara bersamaan. Semua itu, dilakukan sebagai prinsip untuk mencapai kebajikan bersama.

Selanjutnya, ungkap Mutawakkil, menjaga umat (ri'ayatul ummah) dari kebangkrutan moral adalah tanggung jawab yang wajib ditunaikan oleh seluruh pemimpin negara, bangsa, dan negara ini. Terakhir, seluruh komponen umat wajib untuk semakin mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah sebagai bentuk tanggung jawab pribadi dan keumatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement