Sabtu 01 Apr 2017 22:16 WIB

Digelar di 22 Kota se-Jatim, Lomba Kitab Kuning Direspons Positif

Santri bersiap mengikuti lomba baca kitab kuning
Foto: dok istimewa
Santri bersiap mengikuti lomba baca kitab kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Musabaqah Kitab Kuning (MKK) mendapat respons luar biasa dari masyarakat Jawa Timur. Ini terlihat banyaknya titik lokasi penyelenggaraan babak penyisihan yang menembus hingga 22 kota dan kabupaten se-Jatim. 

Babak penyisihan akan digelar di beberapa lokasi antara lain, Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri (Senin 10/4), Halaman Kantor DPC PKB Bangkalan (Jumat 14/4), Kantor DPC PKB Nganjuk (Graha Gus Dur) pada Selasa (4/4), dan Aula PCNU Gresik (Jumat 14/4).

Selain itu pula, digelar di Ponpes Darun Najah Petahunan Lumajang Rabu (12/4), PP Nurul Falah Kec. Jenggawah Sabtu, 8-9 April. 

Arti penting MKK, menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar, adalah menguatkan kembali eksistensi kesantrian di Indonesia. 

Kitab kuning, ujar dia, merupakan khazanah literatur Islam yang memiliki kandungan dan peran strategis dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. 

Bahkan, ungkap Gus Halim, begitu sapaan akrabnya, jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka, melalui karya tulis terbaiknya  para ulama telah menjadi inspirasi dan referensi umat Islam menjalani kehidupan. 

Salah satu ulama besar tersebut, kata dia,  adalah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Sosok yang menjadi guru ulama nusantara ini adalah imam, khatib, dan guru besar Masjid al-Haram, Makkah, dan bermazhab Syafi’i, pada awal abad ke-20.  

Gus Halim menyebut kitab-kitab karangan tokoh asal Minangkabau tersebut yang menjadi rujukan para ulama, tidak hanya di negara Arab, tetapi  juga di Indonesia. Di antaranya Hasyiyah an-Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli dan al-Jawahir an-Naqiyyah fi al-A’mal al-Jaibiyyah.

“Sejarah mencatat kitab kuning, pesantren, dan para santri adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda,” kata dia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (1/4). 

Gus Halim mengakui di Jatim  kontruksi berpikir para santri, pesantren, kitab kuning masih menjadi landasan utama terhadap lahir dan tumbuh kembangnya Islam Nusantara yang ramah dan toleran serta dijadikan landasan dalam memupuk jiwa nasionalisme para santri. 

Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW Garda Bangsa) Provinsi Jatim, Ka’bil Mubarok menambahkan MKK  yang digelar Garda Bangsa ini merupakan kegiatan rutin untuk meningkatkan kemampuan para santri dan anak muda terhadap penguasaan khazanah Islam yang ramah dan anti radikalisme. 

"Dalam MKK peserta diajarkan adab atau akhlak yang baik. Sehingga mereka tidak hanya dibekali pengetahuan namun juga perilaku yang baik," tuturnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD  Jatim itu menjelaskan selain menyelenggarakan babak penyisihan, semifinal dan final, Garda Bangsa juga mengadakan Halaqah dan Seminar Kitab Kuning ‘Goes to Campus’ yang bertujuan mendekatkan anak-anak muda dengan literasi kitab kuning. 

Di tempat terpisah, Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, kegiatan Kitab Kuning ‘Goes to Campus akan digelar di beberapa kampus antara lain Universitas Indonesia, Unair, Undip, ITB, dan UGM. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement