Ibnu Sina, dalam catatan biografis tersebut, menjelaskan bagaimana ia menguasai ilmu logika. Ia memulai membaca dan mempelajari sendiri komentar-komentar mengenai sejumlah karya tentang logika. Hingga kemudian, ia benar-benar menguasainya. Lalu, ia pun tertarik mempelajari ilmu kedokteran.
Ketertarikan itu menggerakkanya untuk membaca buku-buku yang memuat ilmu kedokteran. Ibnu Sina mengatakan, ternyata ilmu kedokteran bukanlah termasuk cabang ilmu pengetahuan yang sulit. Ia mempelajarinya dalam waktu singkat hingga sejumlah dokter terkemuka belajar melalui bimbingannya.
Pada saat yang sama, Ibnu Sina mengikuti kuliah dan perdebatan dalam bidang hukum. Hal itu ia lakukan saat usianya masih sangat belia, 16 tahun. Memang, terkadang ia menghadapi kendala. Setiap kali tersandung masalah yang membingungkan, misalnya tak menemukan solusi dalam silogisme, ia mengatakan akan segera beranjak menuju masjid.
Lalu, ungkap Ibnu Sina, ia bersujud di hadapan Sang Pencipta alam semesta hingga Dia menyingkapkan hijab yang menghalangi dirinya dan kemudian segala persoalan pun menjadi mudah. Sambil mempelajari ilmu hukum di lembaga pendidikan, ia mempelajari sendiri apa yang tak diberikan di lembaga pendidikan yang ia ikuti.