REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ekonomi syariah STEI SEBI Azis Budi Setiawan mengingatkan Koperasi Syariah 212 agar terus memperkuat rantai pasoknya dengan mendapatkan pemasok yang bagus dan distribusi kuat. Sebab di toko ritel, bila barang sampai kosong, konsumen akan mencari ke tempat lain. Apalagi persaingan jaringan ritel saat ini bersaing ketat.
''Saya optmistis dengan Koperasi Syariah 212 bisa bertahan selama manajemen dijaga,'' kata Azis.
Dengan anggot yang banyak, aspek kepemimpinan para tokoh Koperasi Syariah 212 sangat penting. Kalau kepemimpinan ini bisa mendatangkan kepercayaan dan tata kelola yang baik juga dijaga, jumlah anggota yang sangat banyak tidak masalah.
Ia menekankan, problem laten koperasi adalah saat sudha muncul ketidakpercayaan pada pengurus dan tata kelola mulai buruk. Tapi harusnya Koperasi Syariah 212 bisa belajar dari kopersi-koperasi di Eropa Timur yang bisa jadi perusahaan besar.
Anggota besar bisa jadi modal sosial untuk membesarkan koperasi. Sehingga anggota tidak hanya jadi anggota, tapi jadi konsumen setia. Makin besar pasar dengan konsumen setia ini terbentuk, akan makin bagus.
Saat ini sudah ada sekitar 18 ribu anggota Koperasi Syariah 212 dengan simpanan anggot sudah mencapai Rp 10,5 miliar. Dana terkumpul akan dikelola dalam tiga pos usaha yakni bisnis ritel, bisnis properti, dan investasi di sektor keuangan syariah.