REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriyah atau Dereyeh atau Dariyya merupakan sebuah kota di tepian Wadi Hanifa di barat laut ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Berada di tepian lahan basah membuat warga Di riyah punya ikatan positif dengan alam. Ini kemudian berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Diriyah.
Nama Diriyah diyakini berasal dari al-Doroa Hissn. Al-Doroa merupakan nama sebuah suku yang mendiami Wadi Hanifa yang dipimpin al-Hajr dan al-Jaza untuk periode yang lama.
Sejarah mencatat, Diriyah merupakan kawasan tempat di mana keluarga kerajaan Arab Saudi saat ini berasal. Pada 1744-1818, Diriyah pernah menjadi ibu kota Emirat Diriyah di bawah Dinasti Saud pertama. Hari ini, Diriyah merupa kan bagian dari Provinsi Ar-Riyadh. Reruntuhan kota tua Diriyah terletak di lembah kecil yang disebut Wadi Hanifa yang terhubung ke Riyadh melalui bagian selatannya. Hampir seluruh bangunan di sana merupakan bangunan bata yang terbuat dari lumpur. Benteng Kota Diri yah juga terbuat dari material serupa dan masih kokoh berdiri bersama beberapa menara pemantau.
Kota ini memiliki tiga distrik, yakni Ghussaibah, Al-Mulaybeed, dan Turaif yang terletak di bukit sehingga peman dangan distrik mengarah ke lembah. Di antara tiga distrik itu, Turaif terletak di daerah paling tinggi dan kawasan kakinya mudah diakses para wisatawan dengan berjalan kaki.
Kota modern Diriyah sendiri berdiri di bawah kota tua, di bagian kaki bukit di mana Turaif berlokasi. Bagian utara Diriyah terdapat sejumlah taman, kebun palem, perkebunan kecil, dan permukim an. Sebuah dam bernama Al-Ilb juga ada di sana.