REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meski anak-anak Muslim menghadapi bully di sekolah dan Muslim dewasa diperhatikan lebih ketat, Muslim di AS merupakan komunitas agama yang paling puas dengan negara dimana mereka sekarang berada.
Dalam The American Muslim Poll 2017 yang dilakukan Institute for Social Policy and Understanding menemukan, 38 persen warga Muslim dan 27 persen warga Yahudi menunjukkan kekhawatiran pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Bahkan hampir 20 persen warga Muslim berencana meninggalkan AS bila perlu
Meski begitu, studi ini menemukan, 40 persen warga Muslim puas dengan apa yang berlangsung di AS saat ini. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding komunitas agama lain dan mereka yang tidak memeluk satu agama pun, demikian dilansir USA Today, awal pekan ini.
Survei ini melibatkan 2.389 responden Muslim, Yahudi, Protestan, Katholik, dan mereka yang tidak memeluk satu agama tertentu. Survei ini juga menemukan bully terhadap anak-anak Muslim di sekolah dua kali lebih tinggi dibanding anak-anak Yahudi, 42 persen berbanding 23 persen. 25 persen pelaku bully ini melibatkan guru dan pejabat lain di sekolah.
Sekitar 30 persen warga Muslim juga mengalami pemeriksaan lanjutan melintas perbatasan dibanding Yahudi sebesar 13 persen dan Protestan 11 persen. Muslim dan Yahudi sendiri merupakan dua kelompok yang sering didiskriminasi karena agama.
Komunitas Muslim merupakan komunitas agama termuda di AS dengan rata-rata usia penganut di kisaran 30 tahun. Muslim AS merupakan komunitas agama dengan diversitas etnis dan ras tertinggi di AS.
Setengah populasi Muslim di AS saat ini lahir di AS dan imigrasi masih berlanjut. Meski komunitas Muslim sering disebut komunitas berpenghasilan rendah, faktanya Muslim, Protestan, dan Katholik berada di level pendidikan yang sama.