Senin 20 Mar 2017 15:13 WIB

Matakin: Pedoman Ceramah Umum Saja, Tiap Agama Miliki Kekhasan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
 Uung Sendana.
Foto: foto : MgROL_54
Uung Sendana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu (Matakin), Uung Sendana, menilai, pedoman ceramah di tempat ibadah sebaiknya dibuat secara umum saja. Pasalnya, masing-masing agama memiliki kekhasan, sehingga pedoman yang ada tidak perlu mendetil.

"Sebaiknya yang dibuat peraturan secara umum saja, tidak usah mendetil karena masing-masing agama memiliki kekhasan yang berbeda-beda," kata Uung kepada Republika.co.id, Senin (20/3).

Uung mengatakan, yang terpenting pedoman itu menunjukkan Bhineka Tunggal Ika, dan bertujuan mengembalikan fungsi agama dan sosial dari ceramah. kata dia, ceramah harus bisa mengembalikan umat untuk mengikuti apa yang diajarkan kitab suci.

Menurut Uung, ceramah tentu harus mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam, sehingga harus dihindarkan ujaran kebencian di rumah ibadah. Tapi, dia mengingatkan, perlu pertimbangan lain karena ada banyak pemikiran dari tiap-tiap agama.

"Walau bersumber dari Tuhan, terkadang manusia memiliki keterbatasan memaknai pesan-pesan yang dititipkan lewat kitab suci. Terlebih, keragaman itu tidak cuma ada dari satu agama dengan agama lain, tapi di satu agama pun terdapat lebih dari satu pemikiran," ujarnya.

Apalagi, lanjut Uung, walau memang di rumah ibadah dan jadi santapan masing-masing umat beragama, kadang konten-kontennya tersebar luas. Hal ini diakibatkan kemajuan teknologi dan kemudahan komunikasi, yang seharusnya tetap dipilah apabila hendak menybarluaskan. "Ini yang sering menimbulkan koflik karena cara pandang yang berbeda," ujar Uung.

Untuk itu, dia menyarankan, pedoman itu harus dirembukan hal-hal dasar apa saja, meningat banyak majelis agama dan ormas keagamaan yang ada di Indonesia. Menurut Uung, pedoman ini akan menjadi semacam etika bersama saja yang akan menyangkut ke suasana kebatinan masing-masing.

Meski begitu, Uung meningatkan, kalau penyusunan pedoman ceramah ini tidak akan bisa instan, mengingat agama atau mazhab lebih dari satu. Karena itu, jika di dalam penyusunan bisa dirembukan, dia meyakini pedoman ceramah di tempat ibadah akan tercapai. "Yang penting NKRI terjaga, yang sudah baik dan diwariskan penerus bisa kita teruskan," kata Uung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement